kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Segera Bayar Dividen, Direksi BCA Ramai-Ramai Beli Saham BBCA dengan Harga Murah


Jumat, 21 Maret 2025 / 08:18 WIB
Segera Bayar Dividen, Direksi BCA Ramai-Ramai Beli Saham BBCA dengan Harga Murah
ILUSTRASI. Segera Bayar Dividen, Direksi BCA Ramai-Ramai Beli Saham BBCA dengan Harga Murah


Reporter: Adrianus Octaviano, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direksi dan komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ramai-ramai membeli saham blue chip bank di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini. Selain karena harga saham BBCA sedang turun, bank swasta terbesar di Indonesia ini juga akan menguyur investor dengan dana dividen lebih dari Rp 30 triliun pada tahun 2025.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI pada Kamis (20/3), ada dua direksi Bank BCA yang membeli saham BBCA. Mereka adalah Lianawaty Suwono, Director Human Capital of BCA dan Frengky Chandra Kusuma, Managing Director BCA.

Lianawaty Suwono kini memiliki saham BBCA sebanyak 2,8 juta saham setara dengan 0,002%. Dari sebelumnya membeli saham BBCA sebanyak 2,6 juta saham setara 0,002%.

Baca Juga: BYD & Denza Terjual 3.400 Unit Awal 2025, Cek Harga BYD Atto Dolphin M6 Maret 2025

Aksi beli Lianawaty tersebut dilakukan dua kali. Pertama Lianawaty membeli di harga Rp 8.325 per saham sebanyak 119.800 saham dengan nilai transaksi Rp 997,33 juta. Kedua dilakukan di harga Rp 8.350 per saham sebanyak 119.500 saham dengan nilai Rp 997,83 juta. 

Sehingga total nilai transaksi Lianawaty pada 18 Maret lalu sebanyak Rp 1,99 miliar. "Tujuan dari pembelian untuk investasi," jelas Sekretaris Perusahaan BBCA Raymond Yonarto dalam keterbukaan informasi. 

Satu lagi direksi BCA yang membeli saham saat harga saham jatuh adalah Frengky Chandra Kusuma. Raymond menjelaskan, Frengky membeli saham BBCA sebanyak 291.942 saham di harga Rp 8.975 per saham. Sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 2,62 miliar. 

Selanjutnya Frengky membeli saham BBCA sebanyak 30.000 saham di harga Rp 8.450 per saham. Sehingga total nilai transaksi Frengky senilai Rp 253,5 juta saham. 

Total nilai transaksi yang dilakukan Frengky pada tanggal 18 Maret 2025 sebanyak Rp 2,87 miliar. Sama dengan Linawaty, tujuan dari transaksi Frengky untuk investasi. Usai aksi beli saham, kepemilikan Frengky di saham BBCA sebanyak 2,43 juta saham setara dengan 0,002% dari sebelumnya sebanyak 2,39 juta. 

Terakhir ada Jahja Setiaatmadja yang membeli saham BBCA saat harga anjlok di Selasa (18/3). Jahja membeli saham BBCA dalam lima kali transaksi. Pertama dilakukan sebanyak 230.000 saham di harga Rp 8.500 per saham senilai Rp 1,96 miliar. Kedua dilakukan di harga Rp 8.475 per saham sebanyak 118.000 saham dengan nilai transaksi Rp 1 miliar. 

Ketiga transaksi dilakukan sebanyak 118.000 saham di harga Rp 8.450 per saham dengan total nilai transaksi Rp 997,1 juta. Keempat Jahja membeli di harga Rp 8.400 per saham sebanyak 60.000 dengan nilai transaksi Rp 504 juta. Terakhir, dia membeli saham BBCA di harga Rp 8.350 per saham sebanyak 60.000 dengan nilai transaksi sebanyak Rp 504 juta. 

Jika ditotal Jahja telah merogoh kocek sebanyak Rp 4,97 miliar untuk transaksi dilakukan pada tanggal 18 Maret 2025. Usai transaksi ini, kepemilikan saham Jahja bertambah menjadi 35,805 juta saham setara dengan 0,029% dari sebelumnya sebanyak 35,21 juta saham. 

Baca Juga: Pantau Kurs Dollar-Rupiah di BCA Tengah Hari Ini Kamis (20/3) dan Panduan Tukar Valas

Pembayaran dividen saham BBCA

BBCA akan membagikan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp 30,81 triliun. Nantinya setiap pemegang saham akan memperoleh Rp 250 per saham. 

Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto menyampaikan, pembagian dividen ini telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 12 Maret 2024. 

"Dividen akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat pada Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 24 Maret 2025 pukul 16:00," tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (14/3). 

Baca Juga: Rejeki Nomplok! Yield Dividen Saham Blue Chip Melebihi Bunga Deposito

Sebelumnya, BBCA telah membagikan dividen interim sebesar Rp 6,16 triliun pada 11 Desember 2024. Pada saat itu, setiap pemegang saham BBCA memperoleh Rp 50 per saham.

Jika di total, BBCA menggelontorkan Rp 36,98 triliun untuk aksi korporasi ini atau Rp 300 per saham. Ini setara dengan 67,44% dari total laba bersih BBCA tahun buku 2024 di Rp 54,83 triliun. 

BBCA parkir di level Rp 8.375 per saham pada akhir perdagangan Kamis (20/3), naik 50 poin atau 0,60% dibandingkan sehari sebelumnya. Menggunakan data harga saham tersebut, dividend yield final BBCA berkisar 2,98%. 

  • Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 20 Maret 2025
  • Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 21 Maret 2025
  • Cum Dividen di Pasar Tunai: 24 Maret 2025
  • Ex Dividen di Pasar Tunai: 25 Maret 2025
  • Recording Date: 24 Maret 2025 Hingga 16:00 WIB
  • Pembayaran Dividen saham BBCA: 11 April 2025

Tonton: THR PNS Dibayar Mulai 17 Maret 2025, Gaji 13 Juni

Rekomendasi saham BBCA

Head of Proprietary Investment Mirae Asset Handiman Soetoyo pun mengungkapkan total dividen BCA di bawah perkiraannya maupun konsensus. Sebab, ia memperkirakan dividen final BCA bisa mencapai Rp 311 per saham dan konsensus memperkirakan di angka Rp 312 per saham.

Di sisi lain, ia menyoroti rasio dividen BCA yang mengalami penurunan. Menurutnya, ini untuk pertama kalinya, dividen payout ratio BCA turun setelah delapan tahun berturut-turut selalu naik.

“Bisa jadi penurunan rasio deviden tahun ini untuk menjaga kesinambungan kenaikan dividen dalam jangka panjang,” ujar Handiman.

Tak hanya itu, Handiman juga berpendapat yield dividen BCA juga tergolong kecil jika dibandingkan dengan bank KBMI 4 lainnya. Jika menghitung dari dividen interim dan final, total yield BCA sekitar 3.3%.

Oleh karenanya, ia menilai dividen BCA ini kurang menarik jika investor hanya mengejar hal tersebut. Sebab, valuasi BCA saat ini memang yang paling premium di antara lainnya.

“Kalau tujuannya dividen, BBCA ga menarik. tapi kalau tujuannya pertumbuhan yang stabil, BBCA salah satu yang terbaik,” ujarnya.

Baca Juga: Sejumlah Saham Blue Chip Sektor Bank Akan Bayar Dividen, Mana yang Layak Beli?

Sependapat, analis Infovesta Utama, Ekky Topan membenarkan bahwa dividen BBCA ini memang secara historis bukan menjadi pilihan bagi pengincar dividen. Sebab, ada pilihan bank lain yang bisa memberikan yield lebih tinggi.

“Jika dibandingkan dividen bank lain memang tergolong kecil,” ujarnya.

Meski demikian, Ekky mengingatkan bahwa itu bukan berarti BBCA tidak menarik untuk dikoleksi. Sebab, ia melihat saham BBCA menjadi yang paling dianggap bisa memberikan capital gain dan keamanan, dengan melihat historis harga saham BBCA selalu bertumbuh.

“Alasan investasi ke BBCA lebih ke arah keamanan, Dividen jadi bonus,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ekky bilang untuk BBCA, target harga terdekat akan menguji di level 9.350 dengan target 10.000 jika kenaikan berlanjut dalam jangka pendek.

Baca Juga: Harga Turun, Saham Blue Chip Sektor Bank Ini Akan Bayar Dividen, Cek yang Layak Beli?

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham Emiten Produsen Emas di Tengah Lonjakan Harga

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamart Periode 21-23 Maret 2025, Harga Spesial Jelang Lebaran!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×