Reporter: A. Wahid Fauzie, Ade Jun Panjaitan, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test
JAKARTA. Rencana PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kian terang. Dalam prospektus yang diumumkan kemarin (9/6), pentolan The Seven Brothers ini mematok harga saham barunya Rp 2.366 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkannya 1,94 miliar saham baru atau 10% dari saham yang tercatatnya saat ini.
Patokan harga penerbitan saham baru itu lebih tinggi atau premium 28,6% daripada harga penutupan kemarin, sebesar Rp 1.840 per saham. Jadi, dari aksi korporasi ini, BUMI bisa mendapat dana segar hingga US$ 495,89 juta.
Manajemen BUMI berjanji akan melangsungkan hajatannya ini paling lambat 30 Juli 2010. Nah, dari penjualan saham baru kepada investor strategis ini, para pemegang saham BUMI saat ini dipaksa menelan efek dilusi hingga 9,09%.
Sayang, pihak BUMI tidak menjelaskan siapa investor strategis yang akan mengambil saham barunya itu. Hingga berita ini diturunkan, Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava dan Direktur BUMI Eddie J. Soebari tidak merespon panggilan dan pesan singkat yang dilayangkan KONTAN.
Rencananya, BUMI akan menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini untuk memperbaiki struktur permodalan lewat pelunasan sejumlah utang. Dengan pelunasan ini, utang BUMI diharapkan turun dari US$ 5,92 miliar menjadi US$ 5,43 miliar.
Kepala Riset PT BNI Securities Norico Gaman menduga, BUMI akan mencicil utangnya ke China Investment Corporation (CIC). Maklum, CIC adalah kreditur BUMI dengan nilai utang US$ 1,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News