Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perdagangan efek milik penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) di hari pertama cukup menarik perhatian.
Tidak hanya sahamnya yang terkena alarm batas harga saham alas auto rejection, waran seri I perseroan pun terkena suspen. Irvan Susandy, Kepala Divisi Pengawasan transaksi BEI mengatakan, harga waran BALI menyentuh harga Rp 770 per waran.
Angka ini melebihi harga efek induknya, yakni saham BALI yang sebesar Rp 600 per saham. Oleh karena itu, BEI menghentikan sementara perdagangan waran BALI pada sesi dua perdagangan kemarin.
"Penghentian sementata perdagangan dilakukan untuk memberikan waktu bagi pelaku pasar mempertimbangkan keputusan invetasinya," ujar Irvan.
Kemarin, saham dan waran BALI resmi dicatatkan di BEI. Saham perusahaan menara ini terkena autorejection karena kenaikan harga yang melebihi batas ketentuan.
Harga perdana saham dan waran BALI masing-masing Rp 400.Berdasarkan ketentuan bursa, jika saham di kisaranĀ harga Rp 200-Rp 5.000 mengalami lonjakan atau penurunan harga sebesar 25%, maka saham itu akan terkena auto rejection.
Nah, untuk saham IPO,maka ketentuan yang berlaku adalah dua kali dari ketentuan normal. Kemarin harga saham BALI langsung melesat ke Rp 600 per saham. Alhasil, saham BALI tidak bisa bergerak naik lebih jauh.
Di sesi II perdagangan, waran BALI bergerak lebih spektakuler lagi, mencapai Rp 770 per waran. Sejatinya, harga perdagangan waran tidak diperkenankan berada di atas harga sahamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News