kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BALI targetkan pendapatan naik 50%


Kamis, 13 Maret 2014 / 12:13 WIB
BALI targetkan pendapatan naik 50%
ILUSTRASI. Film The Good Nurse, film thriller medis baru dari kisah nyata yang akan segera tayang di Netflix minggu ini.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Emiten yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menargetkan pertumbuhan kinerja yang memancar tahun ini. Perusahaan penyedia jasa penyewaan menara dan jaringan transmisi telekomunikasi ini yakin bisa meningkatkan pendapatannya mencapai 50% dari Rp 103,2 miliar menjadi Rp 154,8 miliar.

"Kami konsisten bisa tumbuh 50%," ucap Direktur Utama BALI, J. Owen Ronadhi, Kamis, (13/3).

Di tahun lalu, EBITDA BALI yakni Rp 69 miliar. Owen bilang, pihaknya pun menargetkan pertumbuhan EBITDA hingga 50% ke posisi Rp 103,5 miliar. Sayangnya, ia enggan membocorkan berapa target raihan laba tahun ini. Pada September 2013 kemarin, laba BALI menurun 22,6% jadi Rp 53,04 miliar dari sebelumnya Rp 68,55 miliar di September 2012.

Meski begitu, BALI terus berencana menggenjot pertumbuhan jumlah menaranya hingga 172%. Sampai akhir 2013 kemarin, jumlah Based Transceiver Station (BTS) yang BALI miliki yaitu 208 unit. Lalu tahun ini, BALI akan melakukan penambahan BTS sebanyak 150 unit.

Menurut Owen, pihaknya perlu memperbanyak BTS untuk dapat meningkatkan kapasitas. Pasalnya, penggunaan data dan roaming di Bali yang banyak memiliki turis asing terbilang besar. Ia melihat bahwa penggunaan jaringan meningkat rata-rata 50% per tahun. Adapun, saat ini pangsa pasar BALI di Pulau Dewata tersebut sekitar 20% sampai 30%.

Untuk pengembangan jaringan, BALI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 200 miliar. Rinciannya, Rp 160 miliar hingga Rp 170 miliar untuk pembangunan BTS. Lalu Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar untuk peningkatan kapasitas jaringan. Sejumlah 17,2% pendanaan capex ini bersumber dari Initial Public Offering (IPO). Sedangkan, sisanya akan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Owen bilang, pihaknya biasa mengambil kredit dari PT Bank mutiara Tbk (BCIC) atau PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×