Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun menghadapi tekanan pada pertumbuhan pendapatan dan penurunan laba bersih, PT Astra International Tbk (ASII) dipandang tetap menjadi pilihan menarik bagi investor berkat valuasinya yang murah dan imbal hasil dividen yang tinggi.
Sekadar mengingatkan, ASII mencatatkan pertumbuhan pendapatan 2,64% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 83,36 triliun di kuartal I 2025. Namun, laba bersih ASII turun 7,12% yoy menjadi Rp 6,93 triliun di periode tersebut.
Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Paulina Margareta menuturkan segmen otomotif menjadi salah satu penekan kinerja ASII. Pendapatan segmen itu turun 3% yoy karena lemahnya volume penjualan mobil nasional serta turunnya pangsa pasar ASII seiring meningkatnya penetrasi merek-merek mobil listrik asal China seperti BYD dan Denza.
Baca Juga: Prospek Kinerja Astra (ASII) Tetap Cerah Meski Hadapi Tekanan, Cek Rekomendasi Analis
Selain itu, tekanan juga datang dari rugi penurunan nilai (impairment) sebesar Rp 500 miliar dari PT United Tractors Tbk (UNTR), terkait investasi di Nickel Industries Limited.
Di sisi lain, sektor jasa keuangan ASII justru menunjukkan resiliensi di tengah perlambatan ekonomi. Pembiayaan baru tumbuh 7% pada kuartal I didukung oleh pertumbuhan pada pembiayaan kendaraan bekas, dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) di bawah 1% dan fleksibilitas untuk membiayai merek non-ASII.
Dus, segmen itu dipandang sebagai penopang laba yang stabil ke depan. Bahkan, sebut Paulina, ASII siap memangkas margin distribusi otomotifnya untuk mendukung kinerja layanan keuangan.
"Ini strategi cerdas dalam menjaga kesinambungan profitabilitas," tulisnya dalam riset, Kamis (15/5).
Paulina melihat prospek jangka panjang ASII solid, tetapi emiten itu dinilai tetap menghadapi beberapa risiko signifikan. Ini termasuk pelemahan permintaan otomotif, kenaikan pajak untuk kendaraan berbahan bakar bensin, pengurangan subsidi bahan bakar, serta ekspansi agresif produsen kendaraan listrik asing di Indonesia.
Baca Juga: Astra International (ASII) Sebut Penurunan BI Rate Akan Dorong Penjualan Mobil
Namun, diversifikasi bisnis ASII dinilai memberikan bantalan risiko yang kuat. Selain itu, kondisi neraca keuangan yang solid memungkinkan ASII mempertahankan rasio pembayaran dividen yang menarik.
Namun memang, pendapatan dan laba bersih inti diperkirakan akan sedikit melemah pada 2025, masing-masing turun 4,2% dan 5,2% yoy. Namun, pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan stabil.
Dus, Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan rating buy ASII dengan target harga Rp 5.650.
"Dengan kombinasi valuasi rendah, dividend yield yang menarik, serta portofolio usaha yang tangguh, ASII tetap menjadi opsi defensif yang layak di tengah ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik," tutup Paulina.
Selanjutnya: Sepakat Jaga Lingkungan, PLTU Besutan China-Indonesia Lestarikan Mangrove 19 Hektare
Menarik Dibaca: Kasus Covid-19 Meningkat di Beberapa Negara Asia, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News