kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Rupiah Terus Menanjak, Ini Besaran Kurs Rupiah yang Ideal Bagi Emiten


Selasa, 20 Agustus 2024 / 22:10 WIB
Rupiah Terus Menanjak, Ini Besaran Kurs Rupiah yang Ideal Bagi Emiten
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah berada di bawah level Rp 16.000 per dolar AS dalam sembilan sesi berturut-turut


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali perkasa di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah spot ditutup di level Rp 15.436 per dolar AS pada Selasa (20/8) atau ditutup menguat 0,73% dari penutupan hari sebelumnya.

Rupiah telah berada di bawah level Rp 16.000 per dolar AS dalam sembilan hari perdagangan berturut-turut. Bahkan, kurs rupiah menguat 5,07% secara month to date atau sejak awal Agustus.

Penguatan rupiah ini bakal menguntungkan bagi emiten yang berorientasi pada impor. Namun sebaliknya, bagi emiten yang berorientasi pada ekspor penguatan rupiah akan menjadi sentimen negatif. 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menilai angin segar dari penguatan rupiah ini bakal berhembus ke sektor konsumer primer, industri dan perbankan. 

"Hal seiringan dengan menurunkan biaya impor dan mendorong stabilitas ekonomi yang dapat mendorong peningkatan kredit," kata dia saat dihubungi Kontan, Selasa (20/8). 

Baca Juga: Rupiah Berbalik Menguat, Begini Dampaknya Bagi Industri Manufaktur

Sedangkan sektor pertambangan dan energi akan mendapatkan sentimen negatif dari pelemahan indeks dolar AS. Namun dia memproyeksikan ada penguatan di menjelang akhir tahun karena adanya rotasi sektoral. 

"Selain itu emiten yang melakukan ekspor juga akan terkena dampak seiring dengan membuat produk ekspor menjadi lebih mahal, seperti tekstil dan perkebunan," jelas Audi. 

Direktur Infovesta Utama Edbert Suryajaya menambahkan di tengah kenaikan kurs rupiah, sektor farmasi bisa menjadi pilihan. Sedangkan sektor komoditas batubara dan CPO bisa mengalami tertekan sentimen negatif. 

Dia menilai sebenarnya rentang kurs yang ideal bagi para emiten bisa berubah menyesuaikan kondisi. Namun Edbert menilai posisi kurs rupiah dalam rentang Rp 15.000 sudah tergolong ideal. 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai saat ini posisi rupiah yang kembali menguat sudah cukup ideal bagi emiten yang berorientasi pada ekspor maupun impor. 

"Rentang rupiah di rentang Rp 15.300 per dolar AS sampai Rp 15.700 per dolar AS sudah cukup ideal. Sementara saat ini posisi rupiah berada di level Rp 15.435 per dolar AS," kata Hans. 


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×