Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Setelah melemah sejak pekan lalu, nilai tukar rupiah akhirnya mulai bertenaga. Pada penutupan perdagangan Selasa (15/11), di pasar spot, kurs rupiah menguat tipis 0,04% ke level Rp 13.369 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, mata uang Garuda terapresiasi 0,15% menjadi Rp 13.338 per dollar AS.
Suluh Adil Wicaksono, Research & Analyst Cerdas Indonesia Berjangka mengatakan, pencapaian neraca perdagangan bulan Oktober yang lebih baik berhasil menguatkan nilai tukar rupiah meski masih tipis.
Meski demikian, menurutnya, hal itu masih belum bisa dijadikan patokan karena posisi dollar AS yang lebih kuat. “Rupiah lebih sensitif terhadap dollar dibanding berita dalam negeri,” ujarnya, Selasa (15/11).
Kata Suluh, saat ini, mata uang Garuda sebenarnya masih harap-harap cemas menanti pertemuan FOMC, Rabu (16/11). Pertemuan itu akan menegaskan kembali apakah Bank Sentral AS akan mengerek suku bunga pada bulan Desember atau tidak. Kalau itu terjadi, dollar AS akan menjadi semakin kuat dan rupiah bisa jadi kembali melemah.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia di Oktober 2016 sebesar US$ 1,21 miliar. Jumlah ini turun sedikit dari realisasi bulan sebelumnya US$ 1,22 miliar. Namun posisi neraca perdagangan migas masih tetap defisit senilai US$ 503,2 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News