Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah fluktuatif di perdagangan pekan ini. Berbagai peristiwa dan data penting pekan ini mempengaruhi rupiah seperti eskalasi perang, sikap hawkish The Fed, hingga laporan data ekonomi di China dan Indonesia.
Pergerakan rupiah terpantau volatil pekan ini yang menguat di hari Senin dan Selasa. Kemudian, mata uang garuda berbalik melemah di perdagangan Rabu dan Kamis. Rupiah akhirnya menutup pekan ini dengan tren penguatan di hari Jumat.
Mengutip Blomberg, Jumat (22/11), rupiah spot ditutup pada posisi Rp 15.875 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah tercatat menguat sekitar 0,35% secara harian dan terkoreksi tipis 0,01% dari level akhir pekan lalu Rp 15.874 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,48% dalam Sepekan, Intip Sentimen Penggeraknya
Sementara, kurs Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada posisi Rp 15.911 per dolar AS, Jumat (22/11). Rupiah Jisdor menguat 0,19% dari posisi kemarin, namun melemah 0,23% dalam sepekan terakhir.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengamati, sepekan ini rupiah sepenuhnya tertekan oleh dolar AS yang terus menguat. Selain didukung oleh kekhawatiran kebijakan proteksionisme Trump, eskalasi ketegangan pada perang di Ukraina ikut melambungkan dolar AS ke level tertinggi dalam 2 tahun.
"Pernyataan hawkish the Fed juga mendukung dolar AS," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Dari domestik, lanjut Lukman, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) tidak mengejutkan pasar dan tidak berefek bagi rupiah. Seperti diketahui, bank sentral Indonesia menahan suku bunga di level 6% pada pertemuan 19-20 November 2024.
Rupiah pun semakin terkoreksi usai laporan pada hari Kamis menunjukkan data defisit neraca transaksi berjalan kuartal ketiga lebih tinggi daripada perkiraan. Defisit tercatat sebesar US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2024, lebih rendah daripada defisit sebesar US$ 3,2 miliar atau 0,9% dari PDB pada kuartal II 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyoroti bahwa Rupiah cenderung bergerak dinamis di sepanjang pekan. Hal itu sejalan dengan ketidakpastian yang ditimbulkan dari konflik geopolitik, serta berlanjutnya kekhawatiran akan kebijakan Donald Trump.
Selain ketegangan masih memanas di wilayah Timur Tengah, kini perang di Ukraina dan Rusia juga tengah bergejolak. Teranyar, Rusia meluncurkan rudal-rudal berukuran besar yang menghantam fasilitas militer di Ukraina.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,19% ke Rp 15.911 Per Dolar AS Pada Jumat (22/11)
Namun di akhir pekan, Josua melihat, Rupiah sedikit menguat yang dipengaruhi oleh pernyataan optimis dari pejabat Tiongkok terkait resiliensi pertumbuhan ekonomi, jelang pengumuman implementasi tarif oleh AS.
"Alhasil rupiah melemah tipis secara mingguan," sebut Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Menurut Josua, rupiah kemungkinan bakal cenderung melemah di awal pekan depan yang mempertimbangkan potensi menguatnya PMI Manufaktur AS. Potensi pelemahan rupiah juga bisa terjadi di tengah pekan yang dipengaruhi oleh potensi peningkatan data inflasi PCE Amerika.
Lukman turut melihat bahwa sentimen bagi rupiah sepenuhnya akan dipengaruhi dari eksternal di perdagangan pekan depan. Hal itu karena minimnya data ataupun peristiwa penting dari dalam negeri.
Pada awal pekan, Senin (25/11) pengumuman Bank sentral China (PboC) sangat diantisipasi oleh investor yang mengharapkan adanya pelonggaran moneter lebih lanjut. Bila PboC melakukan pelonggaran, maka menjadi sentimen positif untuk mata uang rupiah.
Namun setelah itu mungkin akan berat bagi rupiah. Risalah pertemuan FOMC pada dini hari Rabu, diperkirakan akan kembali mengulangi sikap hawkish. Kemudian, malam harinya bakal ada rilis data inflasi PCE AS dan PDB AS revisi ke-2.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,35% ke Rp 15.875 Per Dolar AS Pada Jumat (22/11)
"Walau demikian, BI diperkirakan akan terus menerus memantau dan mengintervensi, menjaga rupiah untuk tidak kembali di atas Rp 16.000 per dolar AS," imbuh Lukman.
Lukman memproyeksi rupiah di pekan depan akan bergerak di rentang Rp 15.750 – Rp 16.100 per dolar AS.
Sedangkan, Josua memprediksi rentang pergerakan rupiah pekan depan akan berkisar Rp 15.850 – Rp 15.975 per dolar AS.
Selanjutnya: Eramet Berikan Beasiswa bagi 42 Mahasiswa dari Indonesia Timur
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 22-24 November 2024, Keju Kraft Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News