Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah di pasar spot masih tertekan di posisi terlemah sejak pertengahan 2016. Meski demikian, pelemahan mata uang Garuda relatif tipis dibandingkan pergerakan pekan lalu.
Mengutip Bloomberg, Senin (12/2), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,08% ke Rp 13.639 per dollar Amerika Serikat. Ini posisi terburuk rupiah sejak Juni 2016. Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah menguat tajam 0,25% ke level Rp 13.609 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan, posisi rupiah yang melemah masih mengikuti sentimen global. Namun, menurutnya, terdapat potensi besar rupiah akan kembali menguat seiring berkurangnya kekuatan dollar AS, karena volatilitas di pasar saham global sudah mereda.
Dus, aksi penarikan dana dari aset emerging market dan Asia mulai berkurang, sehingga berdampak positif pada mata uang kawasan tersebut, termasuk rupiah. "Kemungkinan besar akan menguat, karena rupiah sudah oversold terhadap dollar AS, dan data internal menunjukkan fundamental kita kuat," jelas David, hari ini.
Di dalam negeri, defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) 2017 turun menjadi 1,7% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih baik dari catatan 2016 yang sebesar 1,8% dari PDB.
Prediksi David, Selasa (13/2), rupiah akan menguat mengikuti tren mata uang di emerging market yang sudah mulai menguat. Ia memproyeksikan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.550-Rp 13.650 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News