Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penguatan signifikan yang didulang rupiah pada perdagangan hari ini bisa tercoreng koreksi. Penggerak utama ada pada pernyataan Janet Yellen, Gubernur The Fed malam nanti.
Di pasar spot. Rabu (10/2) nilai tukar rupiah melesat 1,15% ke level Rp 13.454 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah melambung 1,10% di level Rp 13.538 per dollar AS.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menambahkan beberapa waktu terakhir wakil gubernur The Fed, Stanley Fishcer dan Ketua The Fed New York William Dudley sudah mengakui terjadi kelesuan ekonomi di Amerika Serikat. Hal tersebut mengonfirmasi pelemahan USD.
Namun untuk menilai pergerakan rupiah Kamis (11/2) perlu menilik hasil testimoni Yellen. Menurut Christian ada tiga skenario dari pernyataan Yellen.
Pertama, ada arah kelesuan ekonomi AS akan segera mereda sehingga prospek suku bunga terjaga. “Dengan skenario ini rupiah bisa tertekan karena USD kembali diburu,” duga Christian.
Kedua, arah negatif karena perekonomian AS terganggu gejolak global. Serta skenario ketiga, arah terburuk dengan pernyataan yang mengarah pada resisi ekonomi AS sudah terlihat dan belum akan selesai dalam waktu dekat.
Artinya akan ada pelemahan USD akibat tertahannya peluang kenaikan suku bunga The Fed yang bisa dimanfaatkan rupiah untuk terbang tinggi.
"Memang condong pada pernyataan Yellen yang dovish, tapi semua masih mungkin terjadi dan itu perlu di waspada untuk rupiah besok," jelas Christian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News