Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah terbang tinggi memanfaatkan sikap pasar yang sedang wait and see menanti testimoni yang akan disampaikan Janet Yellen, Gubernur The Fed.
Di pasar spot. Rabu (10/2) nilai tukar rupiah melesat 1,15% ke level Rp 13.455 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Ini merupakan level paling perkasa sejak 4 November lalu
Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah melambung 1,10% di level Rp 13.538 per dollar AS.
Pemaparan Josua Pardede, Ekonom Bank Permata hal ini terjadi karena memang USD tengah melemah signifikan. Pasar pun tengah menanti testimoni yang akan disampaikan oleh Yellen pada Rabu (10/2) malam.
Arah pernyataan memang diduga akan dovish mengingat indikator ekonomi AS yang terus mengecewakan dalam dua pekan terakhir.
“Ketika ketidakpastian dan pesimisme global melanda, pelaku pasar pasti akan memilih untuk memindahkan asetnya. Terjadi risk aversion,” tutur Josua. Keadaan ini lah yang lalu menguntungkan rupiah.
Capital inflow yang masuk ke pasar saham dan obligasi pemerintah tinggi. Pamor ini naik menyusul yield tinggi yang dijanjikan. “Karena bond kita atraktif, dana asing yang masuk pun deras alirannya, rupiah terangkat,” kata Josua.
Belum lagi harga minyak dunia pun mengalami rebound. Kenaikan harga minyak ini jelas mendukung mata uang berbasis komoditas seperti rupiah untuk ikut terangkat.
Katalis positif dari dalam dan luar negeri ini jadi pendukung bagi rupiah untuk melesat signifikan. Josua menilai momentum penguatan ini bisa dipertahankan rupiah hingga perdagangan, Kamis (11/2) besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News