CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.156   -58,36   -0,81%
  • KOMPAS100 1.093   -9,52   -0,86%
  • LQ45 871   -4,28   -0,49%
  • ISSI 216   -2,39   -1,10%
  • IDX30 447   -1,61   -0,36%
  • IDXHIDIV20 540   -0,03   -0,01%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,07%
  • IDXQ30 149   -0,27   -0,18%

Rupiah menyeret IHSG ditutup turun 0,82%


Jumat, 25 September 2015 / 16:41 WIB
Rupiah menyeret IHSG ditutup turun 0,82%


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun menutup perdagangan di akhir pekan, Jumat (25/9). Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi 0,82% atau 34,98 poin kel level 4.209,43 pukul 16.15 WIB. 

Tercatat 162 saham bergerak turun, 110 saham bergerak naik, dan 72 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 6,1 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,10 triliun. 

Secara sektoral, enam dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor keuangan memimpin pelemahan sebesar 1,73% dan diikuti barang konsumsi 1,43%, serta perdagangan turun 1,19%. 

Sedangkan empat sektor yang menghijau antara lain; pertambangan naik 1,10%, aneka industri naik 0,77%, agrikultur naik 0,26%, dan infrastruktur naik 0,08%. 

Aksi jual asing mencapai Rp 2 triliun dan aksi beli asing sekitar Rp 1,4 triliun. Dengan demikian net sell asing sekitar Rp 6 miliar.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa posisi rupiah yang terus melemah terhadap dollar AS, sepertinya akan terus menjadi tekanan bagi pergerakan IHSG.

"Depresiasi rupiah yang masih berlangsung sepertinya bakal terus memberikan tekanan bagi pergerakan IHSG. Pemodal sebaiknya tetap dalam posisi 'wait and see' seraya menanti adanya sinyal positif baik dari dalam negeri maupun eksternal," katanya.   

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyebutkan pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen yang menyatakan tetap akan menaikkan suku bunga pada 2015 tanpa memberikan kepastian waktu menambah kekhawatiran di kalangan pelaku pasar saham.

"Ketidakpastian akan terus mendorong investor saham keluar dari pasar keuangan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×