Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada akhir sesi I hari ini (22/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks turun 0,49% menjadi 4.354,59.
Ada 121 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 98 saham dan 83 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 2,765 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,009 triliun.
Secara sektoral, ada tujuh sektor yang tertekan. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor barang konsumen turun 1,45%, sektor manufaktur turun 0,87%, dan sektor infrastruktur turun 0,67%.
Kondisi ini berbeda dengan bursa Asia. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.23 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific -di luar bursa Jepang- naik 0,2%. Sementara, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,6%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.
Menurut Bernard Aw, strategist IG Asia Pte di Singapura, adanya aksi atau tidak oleh the Federal Reserve menciptakan kebingungan di pasar finansial. "Meski The Fed berusaha menenangkan pasar, namun dampaknya malah sebaliknya. Di pasar saat ini sangat minim sentimen," urainya.
Tim Schroeders, portfolio manager Pengana Capital Ltd menambahkan. saat ini sangat sulit bagi pasar untuk naik lebih tinggi di tengah kecemasan mengenai kebijakan The Fed. "Keengganan The Fed untuk memberlakukan kebijakan yang akomodatif mengindikasikan perekonomian AS yang rentan, khususnya di luar pasar tenaga kerja," jelas Schroeders.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News