kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah menguat, tetap waspadai kemungkinan volatile


Kamis, 31 Januari 2019 / 19:58 WIB
Rupiah menguat, tetap waspadai kemungkinan volatile


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) atau The Fed untuk menekan suku bunga acuan di kisaran 2,25%-2,5% membawa rupiah menguat sebesar 1,12% atau berada di level Rp 13.973 per dollar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan pasar spot Kamis (31/1). Pada perdagangan pasar spot sebelumnya, rupiah ditutup berada di level Rp 14.131 per dollar AS.

Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Change (Jisdor) menunjukkan rupiah berada di level Rp 14.072 per dollar AS. Angka tersebut menguat sebesar 0,28% dari posisi sebelumnya di Rp 14.112 per dollar AS.

Keputusan The Fed untuk bersabar meningkatkan suku bunga acuan didasarkan pada kondisi geopolitik dunia seperti negosiasi Brexit, perang dagang antara China dan AS, serta penutupan pemerintahan AS. Akibatnya, para pelaku pasar memburu pasar berisiko di kawasan emerging market, salah satunya adalah Indonesia. Inilah sentimen yang mendominasi penguatan rupiah hari ini.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual melihat, rupiah bisa bergerak menguat secara terbatas dalam kurun kuartal I 2019. “Rupiah menguat hari ini, tetapi perlu diingat bahwa perundingan dagang antara China dan AS masih terus berjalan, masih banyak perubahan yang dapat terjadi,” jelasnya.

Tak hanya perundingan dagang AS dan China, saat ini negosiasi pembangunan tembok perbatasan antara Presiden AS dengan parlemen memang akan memasuki babak baru pada Februari mendatang. Ditambah lagi, negosiasi Brexit yang juga masih alot di Inggris. Jika perang berlanjut, pembangunan tembok berjalan, dan Brexit tercapai, bisa menjadi penyebab melemahnya rupiah.

Dengan demikian, David memproyeksi dalam jangka pendek, rupiah akan berada di kisaran Rp 13.800 per dollar AS – Rp 14.300 per dollar AS. “Sebenarnya, yang terpenting adalah bagaimana rupiah tidak bergerak secara volatile tahun ini, sebab jika demikian, perekonomian sektor riil bisa terganggu,” ujarnya.

David melihat sentimen yang datang dari keputusan The Fed masih akan mendominasi pasar pedagangan besok. Dirinya memprediksi rupiah masih bisa menguat tipis di kisaran Rp 13.920-Rp 14.020 per dollar AS pada perdagangan besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×