kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat, pasar SUN terangkat


Rabu, 07 Oktober 2015 / 10:36 WIB
Rupiah menguat, pasar SUN terangkat


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menghembuskan angin segar pada pasar obligasi domestik. Namun, masih ada ancaman koreksi hingga akhir tahun ini, karena imbas isu global.

Kemarin (6/10), rata-rata return obligasi yang tercermin pada INDOBeX Composite Total Return naik 3,49 poin ke level 180,27. Rata-rata yield obligasi bertenor 1 tahun-10 tahun tercatat turun 31,40 basis poin pada Selasa (6/10).

Selain itu, tingkat risiko berinvestasi di Indonesia yang tercermin pada credit default swap (CDS) ikut turun. Kemarin (6/10), CDS 5 tahun turun ke level 243,10 dari sebelumnya 252,49. Ini posisi terbaik dalam dua pekan terakhir. Adapun, CDS tenor 10 tahun juga turun ke posisi 326,85 dari sebelumnya 347,64. Penurunan level mengindikasikan tingkat risiko mengecil.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan, pasar obligasi positif dipicu penguatan rupiah. Asal tahu saja, rupiah di pasar spot menguat tajam 1,81% ke level Rp 14.241 per dollar AS pada Selasa (6/10).

Selain itu, berlanjutnya respons positif pelaku pasar terhadap pengumuman deflasi dan kebijakan paket ekonomi jilid II juga mendukung sentimen positif pasar obligasi. "Peluang penguatan semakin terbuka apabila paket kebijakan jilid III mengisyaratkan penyesuaian harga bahan bakar minyak," prediksi Lili.

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa ketidakpastian global akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed, serta perlambatan ekonomi China masih membayangi pasar obligasi hingga akhir tahun ini. Itu sebabnya, paket kebijakan ekonomi perlu segera direalisasikan, sehingga bisa mengurangi tekanan dari pasar global.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menilai, pasar obligasi domestik sedikit lebih tenang seiring penguatan rupiah. Ini terjadi karena pelaku pasar berspekulasi, Bank Sentral AS  (The Fed) tidak akan buru-buru mengerek suku bunga pada tahun ini, setelah penyerapan tenaga kerja meleset dari harapan.

Sentimen domestik berupa laju inflasi yang terkendali dan paket kebijakan ekonomi mendukung optimisme dan minat beli investor asing. "Namun, fluktuasi pasar obligasi masih bisa terjadi hingga ada kejelasan kenaikan fed fund rate," ujar Ariawan

Adapun, analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga menduga, penguatan rupiah ini hanya berlangsung jangka pendek. Mata uang Garuda masih akan fluktuatif hingga akhir tahun ini. Sebab, rupiah masih disetir ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan ekonomi Tiongkok.

Dana asing masuk

Meski masih rawan terkoreksi lagi, menurut Desmon, penguatan rupiah kali ini cukup menarik minat asing masuk ke pasar surat utang negara (SUN). Sebab, risiko rugi kurs berkurang dengan membaiknya rupiah.

Maka, ia menduga, yield akan berangsur-angsur turun. Terutama jika ada katalis positif seperti rencana pemerintah menurunkan harga BBM dan tarif listrik.

Prediksi Desmon, yield SUN bertenor 10 tahun berpeluang turun ke level 8,2% sampai 8,5% pada akhir tahun ini. Kemarin, yield tersebut berada di level 8,74%.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto juga melihat, potensi investor asing terus masuk. Apalagi, yield SUN masih lebih menarik dibanding negara sekawasan. "Investor lokal juga akan tertarik membeli obligasi, karena laju inflasi stabil dan  yield lebih menarik ketimbang bunga deposito," ujarnya. Efeknya,  harga obligasi bisa terkerek dan yield turun di akhir tahun ini.

Sepanjang tahun ini, sejatinya, asing masih getol masuk ke pasar SUN. Kepemilikan asing di SUN per 2 Oktober 2015 mencapai Rp 521,65 triliun. Jumlah ini bertambah Rp 60,3 triliun dibandingkan akhir tahun lalu.

Sedangkan, Analis Fixed Income Samuel Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus menjelaskan, dalam jangka pendek masih  sulit yield turun secara signifikan. "Namun dalam jangka panjang potensi turun sangat besar, dengan catatan, kurs rupiah stabil," ujarnya.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×