Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pemungutan suara oleh Senat Amerika Serikat (AS) terkait nasib rancangan Undang-Undang Pajak yang diusung Presiden Donald Trump posisi rupiah justru sedikit diuntungkan.
Setelah dibuka melemah pada awal pekan ini, kali ini mata uang Garuda malah tercatat menguat dari sebelumnya.
Di pasar spot valuasi rupiah terlihat menguat 0,4% ke level Rp 13.576 per dollar AS. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pergerakannya masih mengalami pelemahan 0,02% ke level Rp 13.587 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk melihat sebenarnya pergerakan rupiah cukup dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal.
Di tengah minimnya rilis data ekonomi domestik, mata uang Garuda malah diuntungkan dari pelemahan dollar AS. “Tekanan jual dollar AS agak besar karena indeks jatuh,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12).
Meski akhirnya ditutup menguat tetapi sebenarnya volatilitas rupiah cukup besar. Kata dia, mata uang Garuda sempat berada di level Rp 13.588 per dollar AS.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Nizar Himly, Analis PT Soe Gee Futures. Penguatan rupiah dianggapnya terjadi karena pasar tengah menanti pembahasan RUU Pajak oleh Senat AS.
Menurutnya seperti yang sudah-sudah biasanya rupiah memang cenderung mengalami pelemahan di akhir tahun .
“Faktor akhir tahun memang cukup mempengaruhi kinerja rupiah sehingga menimbulkan pelemahan,” terangnya.
Tingginya pembelian dollar AS untuk memenuhi kebutuhan liburan atau tutup buku perusahaan di pengujung tahun secara musiman memang selalu menjadi sentimen negatif pada pergerakan rupiah di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News