Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat di akhir pekan ini. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah di posisi 13.090 per dollar AS. Kurs rupiah hari ini Jumat (15/5) menguat 0,74% dibandingkan dengan posisi Rabu (13/5) yang di angka 13.188 per dollar AS.
Sedangkan di pasar spot, data Bloomberg menunjukan kalau rupiah melemah. Rupiah berada di level 13.081 per dollar AS, melemah 0,19% dibandingkan hari Kamis (14/5) sebelumnya yang di level 13.055.
Membaiknya neraca perdagangan domestik, memang diperkirakan memberi angin segar bagi mata uang Garuda. Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menyebut, data neraca perdagangan Indonesia yang mencetak surplus memberikan ekspektasi positif.
Selain itu menurut Analis Monex Investindo Futures Faisyal bilang, melambungnya harga komoditas akhir-akhir ini bisa memperbaiki neraca perdagangan Indonesia. Ekspektasi ini menopang rupiah. "Selain itu, penguatan rupiah didukung oleh faktor eksternal, yaitu melemahnya dollar AS," jelas Faisyal.
Otot dollar mengendur akibat data pertumbuhan lapangan kerja (JOLTS Jobs Opening) di Negeri Paman Sam bulan Maret 2015 lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan April 2015 mencetak surplus US$ 454,4 juta. Ekspor pada bulan tersebut tercatat sebesar US$ 13,08 miliar, sementara impornya senilai US$ 12,63 miliar.
“Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-April 2015 sebesar US$ 2,27 miliar, dimana ekspornya US$ 52,14 miliar sedangkan impornya US$ 49,36 miliar,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo, Jumat (15/5).
Susmito mengatakan, pada bulan April 2015 neraca perdagangan migas masih mencetak defisit sebesar US$ 877,9 juta. Defisit ini disebabkan perdagangan minyak mentah yang mengalami defisit sebesar US$ 339 juta, dan perdagangan hasil minyak pada April 2015 mengalami defisit sebesar US$ 1,12 miliar. Adapun neraca perdagangan gas pada April 2015 masih surplus us$ 583,4 juta.
"Penurunn terjadi pada tambang sementara CPO naik secara nilai dan volume," tambah sasmito.
Sementara itu, secara kumulatif Januari-April 2015 neraca perdagangan RI mencetak surplus US$ 2,77 miliar. Menurut Sasmito, perdagangan migas pada Januari-April 2015 masih defisit US$ 1,279 miliar. Defisit tersebut disebabkan karena defisit perdagangan minyak mentah sebesar US$ 432 juta dan defisit perdagangan hasil minyak sebesar US$ 4,179 miliar. Adapun perdagangan gas pada Januari-April 2015 mencetak surplus US$ 3,33 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News