Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah semakin terpuruk di hadapan dollar AS. Sentimen global dan domestik diperkirakan masih akan menyeret rupiah pada perdagangan hari ini.
Data Bloomberg memperlihatkan, Selasa (12/5), di pasar spot, rupiah naik 0,3% menjadi Rp 13.194 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah bahkan terpuruk 0,66% ke level Rp 13.203 per dollar AS.
Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI Trian Fathria mengatakan, rupiah melemah lantaran pelaku pasar mengantisipasi kebijakan BI terkait suku bunga setelah gencarnya intervensi oleh pemerintah.
“Akibatnya pelaku pasar merasa lebih aman memegang dollar AS,” katanya.
Selain itu, sentimen global turut menekan rupiah. Permintaan dollar AS meningkat karena pelaku pasar masih mencemaskan hasil negosiasi penyelesaian utang Yunani yang digelar Selasa (12/5) malam.
Trian menduga, rupiah masih akan tertekan pada perdagangan hari ini, apabila negosiasi utang Yunani masih buntu dan mengarah gagal bayar.
Analis Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano sependapat, rupiah masih rentan melemah. Faktor dollar AS yang menguat masih cukup dominan. Apalagi, dari domestik, belum ada kepastian mengenai kebijakan moneter yang akan diambil BI pasca adanya intervensi pemerintah.
"Spekulasi yang berkembang di pasar akan membebani pergerakan rupiah hingga penentuan suku bunga alias (BI rate) pada pekan depan,” paparnya.
Tonny menduga, hari ini, rupiah rentan melemah di rentang Rp 13.150-Rp 13.250 per dollar AS. Trian menebak, rupiah bisa tertekan di kisaran Rp 13.150 hingga Rp 13.225 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News