kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Rupiah Menguat 0,65% Sepekan Ini, Didukung Penurunan Risiko Geopolitik


Jumat, 14 Februari 2025 / 19:44 WIB
Rupiah Menguat 0,65% Sepekan Ini, Didukung Penurunan Risiko Geopolitik
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1). Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat kredit perbankan melanjutkan tren positif. Kredit industri perbankan per November 2024 mencapai angka Rp 7.717 triliun, naik 10,79% secara tahunan. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus menguat menjelang akhir pekan, didorong oleh faktor eksternal dalam dua hari terakhir.

Penguatan ini membuat rupiah mencatatkan kenaikan sepanjang pekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Jumat (14/2), nilai tukar rupiah di pasar spot naik 0,67% ke Rp 16.251 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,49% ke Rp 16.285 Per Dolar AS pada Jumat (14/2)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,48% ke Rp 16.285 per dolar AS.

Secara mingguan, rupiah spot menguat 0,65%, sedangkan rupiah Jisdor naik 0,39%.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipicu oleh penurunan risiko geopolitik sejak Kamis (13/2).

Sebelumnya, rupiah sempat terdepresiasi di awal pekan akibat ketidakpastian politik di AS.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,67% ke Rp 16.251 Per Dolar AS pada Jumat (14/2)

"Di awal pekan, pasar masih mencermati risiko terkait Donald Trump, tetapi pada Kamis dan Jumat terjadi penurunan risiko dari konflik Rusia-Ukraina. Hal ini menyebabkan indeks dolar AS melemah, sehingga rupiah menguat," ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan bahwa penguatan rupiah juga didorong oleh meningkatnya sentimen risk-on di kawasan Asia.

Sentimen ini dipicu oleh pernyataan terbaru dari Trump terkait kebijakan tarif perdagangan.

"Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif akan diterapkan secara bertahap, berdasarkan evaluasi per negara. Hal ini berbeda dari ekspektasi sebelumnya yang lebih agresif, sehingga menurunkan ketidakpastian terkait perang dagang di Asia," jelas Josua.

Selain itu, kebijakan tersebut membuka ruang negosiasi lebih lanjut, yang mendukung optimisme pasar terhadap dampak tarif yang lebih terkendali.

Baca Juga: Rupiah Berpeluang Melemah pada Jumat (14/2), Cermati Sentimen Pemicunya

Proyeksi Pekan Depan

Untuk pekan depan, rupiah diperkirakan masih berpotensi menguat, dengan asumsi kondisi global tetap stabil.

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan keputusan BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Fikri memperkirakan neraca perdagangan kemungkinan mengalami penurunan. Sementara BI diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga, tetapi berpotensi memberikan kebijakan relaksasi makroprudensial.

Dengan kondisi tersebut, Fikri memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.220 - Rp 16.320 per dolar AS di awal pekan depan.

Sementara itu, Josua memperkirakan rupiah berada di kisaran Rp 16.175 - Rp 16.325 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×