kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -23.000   -1,35%
  • USD/IDR 16.265   95,00   0,58%
  • IDX 6.638   24,89   0,38%
  • KOMPAS100 989   6,52   0,66%
  • LQ45 772   2,68   0,35%
  • ISSI 204   1,51   0,74%
  • IDX30 401   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 484   3,14   0,65%
  • IDX80 112   0,84   0,75%
  • IDXV30 118   1,00   0,85%
  • IDXQ30 132   0,57   0,44%

Rupiah Menguat 0,65% Sepekan Ini, Didukung Penurunan Risiko Geopolitik


Jumat, 14 Februari 2025 / 19:44 WIB
Rupiah Menguat 0,65% Sepekan Ini, Didukung Penurunan Risiko Geopolitik
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1). Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat kredit perbankan melanjutkan tren positif. Kredit industri perbankan per November 2024 mencapai angka Rp 7.717 triliun, naik 10,79% secara tahunan. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus menguat menjelang akhir pekan, didorong oleh faktor eksternal dalam dua hari terakhir.

Penguatan ini membuat rupiah mencatatkan kenaikan sepanjang pekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Jumat (14/2), nilai tukar rupiah di pasar spot naik 0,67% ke Rp 16.251 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,49% ke Rp 16.285 Per Dolar AS pada Jumat (14/2)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,48% ke Rp 16.285 per dolar AS.

Secara mingguan, rupiah spot menguat 0,65%, sedangkan rupiah Jisdor naik 0,39%.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipicu oleh penurunan risiko geopolitik sejak Kamis (13/2).

Sebelumnya, rupiah sempat terdepresiasi di awal pekan akibat ketidakpastian politik di AS.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,67% ke Rp 16.251 Per Dolar AS pada Jumat (14/2)

"Di awal pekan, pasar masih mencermati risiko terkait Donald Trump, tetapi pada Kamis dan Jumat terjadi penurunan risiko dari konflik Rusia-Ukraina. Hal ini menyebabkan indeks dolar AS melemah, sehingga rupiah menguat," ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan bahwa penguatan rupiah juga didorong oleh meningkatnya sentimen risk-on di kawasan Asia.

Sentimen ini dipicu oleh pernyataan terbaru dari Trump terkait kebijakan tarif perdagangan.

"Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif akan diterapkan secara bertahap, berdasarkan evaluasi per negara. Hal ini berbeda dari ekspektasi sebelumnya yang lebih agresif, sehingga menurunkan ketidakpastian terkait perang dagang di Asia," jelas Josua.

Selain itu, kebijakan tersebut membuka ruang negosiasi lebih lanjut, yang mendukung optimisme pasar terhadap dampak tarif yang lebih terkendali.

Baca Juga: Rupiah Berpeluang Melemah pada Jumat (14/2), Cermati Sentimen Pemicunya

Proyeksi Pekan Depan

Untuk pekan depan, rupiah diperkirakan masih berpotensi menguat, dengan asumsi kondisi global tetap stabil.

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati rilis data neraca perdagangan dan keputusan BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Fikri memperkirakan neraca perdagangan kemungkinan mengalami penurunan. Sementara BI diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga, tetapi berpotensi memberikan kebijakan relaksasi makroprudensial.

Dengan kondisi tersebut, Fikri memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.220 - Rp 16.320 per dolar AS di awal pekan depan.

Sementara itu, Josua memperkirakan rupiah berada di kisaran Rp 16.175 - Rp 16.325 per dolar AS.

Selanjutnya: Saham BBRI, JPFA, dan MAPI Masuk Top Losers LQ45 saat IHSG Naik 0,38% Jumat (14/2)

Menarik Dibaca: KAI Luncurkan KA Perintis Cut Meutia di Aceh, Tarif Rp 2.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×