Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah spot ditutup pada level Rp 14.863 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Selasa (13/6). Posisi rupiah tak berubah alias stagnan dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.863 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, rupiah dan dolar AS masih wait and see menantikan data inflasi dan CPI yang akan keluar nanti malam. "Data tersebut yang akan mendorong pergerakan, walaupun kemungkinan rupiah akan sedikit terdepresasi," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (13/6).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan, laporan CPI yang lebih tinggi dari ekspektasi dapat memberi dorongan bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga, setelah laporan pekerjaan yang mengesankan pada bulan Mei. Sebaliknya, laporan yang lebih dingin bisa membuat The Fed menahan diri dalam pengetatan kebijakannya.
"Sehingga Data CPI ini penting sebagai tolak ulur untuk panduan kebijakan ke depan," kata Sutopo.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,04% ke Level Rp 14.868 Per Dolar AS Pada Selasa (13/6)
Untuk besok, rupiah diperkirakan akan mendatar terlebih dahulu. Apabila inflasi sesuai perkiraan yang turun kembali ke 4,3%, kemungkinan rupiah akan terdepresiasi.
"Sebab, tingkat suku bunga acuan the Fed masih akan berada di level yang tinggi lantaran level 4% itu masih level yang tinggi untuk inflasi di AS," kata Fikri.
Fikri pun memperkirakan rupiah akan bergerak dengan rentang Rp 14.820 per dolar AS–Rp 15.520 per dolar AS. Sementara Sutopo memproyeksikan rupiah bergerak pada level Rp 14.800 per dolar AS–Rp 14.900 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News