Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih tertekan. Kemarin, kurs spot rupiah cuma menguat tipis 0,02% menjadi Rp 13.748 per dollar AS. Sementara kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia (BI) masih terkoreksi 0,62% ke level Rp 13.793 per dollar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, meski menguat, mata uang Garuda masih bergerak di level yang rawan secara psikologis. "Kalau sudah di level seperti itu, rupiah bisa tertekan lebih cepat," terang dia, kemarin.
Kini pergerakan rupiah pun sulit dikendalikan, kendati mendapat sentimen positif dari dalam negeri. Pidato perdana Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang bernada hawkish berhasil membuat the greenback melesat.
Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan AS bisa mencapai empat kali. Karena itu, menurut Lana, BI tetap perlu intervensi demi menjaga rupiah dari ancaman koreksi lebih dalam.
Analis Global Kapital Investama Berjangka Nizar Hilmy bilang, kurs rupiah hari ini akan bergantung pada reaksi pelaku pasar atas testimoni Powell di depan Senat AS, kemarin pagi waktu setempat. "Pelaku pasar terpaksa menyiapkan antisipasi lagi," tutur dia.
Lana menambahkan, volatilitas rupiah masih akan tinggi hingga pelaksanaan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 21 Maret nanti. "Rupiah bisa naik-turun selama masa jeda menuju FOMC," kata dia.
Lana memprediksi nilai tukar rupiah hari ini bergerak antara Rp 13.700-Rp 13.750 per dollar AS. Sedangkan Nizar memperkirakan kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 13.750-Rp 13.800 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News