Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau berhasil rebound, kurs rupiah terhadap dollar AS masih rawan terhadap tekanan pada perdagangan Jumat (16/5) besok. Hari ini kurs spot rupiah menguat 0,08% ke level Rp 14.452 per dollar AS.
Namun, hal itu tidak diikuti oleh kurs tengah rupiah di Bank Indonesia yang terkoreksi 0,06% ke level Rp 14.458 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, penguatan rupiah kali ini lebih dipicu oleh kabar bahwa Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan menunda keputusan penerapan tarif impor di sektor otomotif dalam enam bulan ke depan. Kabar tersebut setidaknya sedikit meredam tensi perang dagang yang tengah panas dalam beberapa pekan terakhir.
Di sisi lain, keputusan BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini tidak berpengaruh signifikan terhadap rupiah. “Hasil RDG masih sesuai ekspektasi para pelaku pasar,” ujarnya.
Dia pun menilai, kurs rupiah belum bisa lepas dari tekanan pada perdagangan besok. Terlebih lagi, defisit neraca dagang Indonesia di bulan April membengkak menjadi US$ 2,5 miliar.
Selain itu, sentimen negatif dari global pun masih cukup banyak. Tak hanya dari kelanjutan perang dagang, hasil data ekonomi China yang memburuk juga bisa membuat rupiah terkapar.
Selasa (14/5) lalu, data penjualan ritel China sampai bulan April 2019 hanya tumbuh 7,2%. Angka tersebut merupakan pertumbuhan yang paling rendah sejak bulan Mei 2003 silam. Hasil ini membuat mata uang yuan berada dalam tren melemah.
“Kalau yuan melemah, biasanya mata uang emerging market lainnya ikut melemah,” ungkap David. Ia pun memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.400—Rp 14.480 per dollar AS pada perdagangan besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News