Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melanjutkan tren penguatan dari awal pekan di perdagangan Rabu (22/1). Tren positif diperkirakan masih berlanjut, efek tarif Trump ditunda.
Berdasarkan Bloomberg, Rabu (22/1), Rupiah spot menguat 0,39% ke level Rp 16.280 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat tipis 0,02% ke level Rp 16.327 per dolar AS.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang mencermati, penguatan nilai tukar rupiah masih terkait tarif Trump yang tidak agresif sesuai perkiraan. Trump tidak mengenakan tarif impor pada hari pertama ia menjabat seperti yang ditegaskan sebelumnya.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 16.327 Per Dolar AS Hari Ini (22/1), Sejalan Rupiah Spot
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Trump akan menerapkan tarif impor pada Kanada dan Meksiko sebesar 25% mulai 1 Februari 2025. Spesifik ke China, Trump memberlakukan tarif impor sebesar 10%.
"Penguatan rupiah masih karena Trump yang tidak seseram perkiraan untuk konsiderasi rencana pengenaan tarif," jelas Hosianna kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengamati, penguatan rupiah sejalan dengan melemahnya indeks dolar karena pelaku pasar berhati-hati, setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan prospek peningkatan tarif perdagangan paling cepat pada bulan Februari 2025.
Ancaman tarif 10% Trump terhadap China jauh lebih rendah daripada 60% selama kampanye. Sementara itu, China diperkirakan akan merilis lebih banyak langkah stimulus dalam menghadapi hambatan perdagangan AS.
Namun meskipun penerapan tarif ditunda memberikan sedikit kelegaan, kekhawatiran perang dagang tetap ada. Di samping itu, Trump mengumumkan bahwa AS akan meningkatkan produksi energi secara signifikan dan juga mengurangi kebijakan perubahan iklim yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 16.280 Per Dolar AS Hari Ini (22/1)
"Trump juga menyatakan AS akan menarik diri dari perjanjian iklim Paris," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).
Di Asia, Ibrahim melihat, pasar nilai tukar dipengaruhi peluang kenaikan 25 bps suku bunga Bank of Japan (BoJ) yang akan bertemu pada 23-24 Januari 2025. Pasar memperkirakan peluang kenaikan seperempat poin sebesar 86,2%.
Dari dalam negeri, rupiah didukung langkah pemerintah akan segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE), per 1 Maret 2025. Pada aturan baru nanti, pemerintah akan memberlakukan retensi terhadap DHE sebesar 100% untuk periode satu tahun.
Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan lanjut menguat di perdagangan Kamis (23/1). Mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 16.220 – Rp 16.290 per dolar AS.
Hosianna sepakat bahwa ruang penguatan rupiah masih terbuka sejalan dengan tren penguatan indeks dolar (DXY) sudah berlangsung cukup lama. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.200 - Rp 16.320 per dolar AS di Kamis (23/1).
"Penguatan DXY sudah berlangsung cukup lama, dari Oktober hingga pertengahan Januari 2025. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi indeks dolar berbalik melemah, sehingga rupiah menguat," imbuh Hosianna.
Selanjutnya: Pembeli Rumah Pertama Dominasi Penjualan Properti Bumi Serpong Damai (BSDE) di 2024
Menarik Dibaca: Menghitung Premi Asuransi Kebakaran Rumah dengan Tips dari Allianz
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News