kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,62   -0,81   -0.09%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Lanjut Melemah di Tengah Ekspektasi Kenaikan Data Tenaga Kerja AS, Jumat (5/1)


Jumat, 05 Januari 2024 / 06:59 WIB
Rupiah Lanjut Melemah di Tengah Ekspektasi Kenaikan Data Tenaga Kerja AS, Jumat (5/1)
ILUSTRASI. Rupiah masih menghadapi tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal tahun ini.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih menghadapi tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal tahun ini. Kamis (4/1), kurs rupiah spot spot melemah 0,06% ke Rp Rp 15.491 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor berada di level Rp 15.525 per dolar AS atau melemah 0,19%.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi rupiah lanjut melemah di tengah ekspektasi kenaikan data tenaga kerja AS. "Kenaikan data tersebut memberikan sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS masih cenderung ketat," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).

Josua pun memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.475 per dolar AS-Rp 15.575 per dolar AS pada hari ini, Jumat (5/1). Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 15.450 per dolar AS-Rp 15.550 per dolar AS.

Baca Juga: Aset Saham Menjadi Pilihan Investasi Menarik di Tahun Politik

Josua mengatakan, rupiah bergerak melemah di awal sesi perdagangan hari ini setelah investor mempertimbangkan notulensi FOMC belum memberikan arah yang jelas terkait waktu pemotongan suku bunga dari the Fed.

"Pelemahan rupiah juga didorong oleh kekhawatiran geopolitik sejalan dengan kemungkinan dari Iran untuk ikut serta secara langsung dalam konflik timur tengah," kata Josua.

Pada sesi kedua, pelemahan rupiah semakin terbatas. Lukman melihat hal tersebut didorong respons positif investor pada data China Caixin service yang kuat.

Untuk hari ini, Lukman memperkirakan rupiah berpotensi menguat terbatas. "Investor wait and see data tenaga kerja NFP yang diperkirakan akan menambahkan 170 ribu pekerjaan yang lebih rendah dari 199 ribu pada bulan lalu," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×