Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.056 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Kamis (6/7). Mata uang Garuda melemah 0,26% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.018 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan pelemahan rupiah akibat tren penguatan Dollar AS di pasar keuangan global. Tren ini dipicu oleh rilis dari risalah FOMC, yang memberikan sinyal hawkish pada pertemuan FOMC mendatang.
"Tren ini juga diikuti oleh pelemahan sebagian besar mata uang Asia lainnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (6/7).
Untuk akhir pekan, Josua memperkirakan akan bergerak menguat akibat proyeksi dari penurunan ADP Employment Change yang akan dirilis nanti malam. Menurutnya, apabila data tersebut turun, maka hal tersebut menandakan pelonggaran pasar tenaga kerja di AS.
Baca Juga: Rupiah Loyo pada Kamis (6/7): Pasar Spot ke US$Rp 15.056 dan Jisdor ke Rp 15.062
Sementara Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memprediksi rupiah masih dalam tekanan pada Jumat (7/7). Menurutnya, diperkirakan data tenaga kerja AS NFP masih akan tumbuh kuat dengan penambahan sekitar 230 ribu pekerjaan dan pendapatan naik 0,3% secara bulanan (MoM) dan 4,2% secara tahunan (YoY).
"Dari domestik data cadangan devisa Indonesia justru diperkirakan akan sedikit menurun ke US$139 miliar," jelasnya.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dengan rentang Rp 15.000 - Rp 15.150 per dolar AS. Sementara Josua memperkirakan pada kisaran Rp 14.975 - Rp 15.075.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News