kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah kembali melemah di atas Rp 14.300 per dolar AS, ini sebabnya


Minggu, 03 Oktober 2021 / 11:46 WIB
Rupiah kembali melemah di atas Rp 14.300 per dolar AS, ini sebabnya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah pekan lalu melemah 0,35% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pekan lalu melemah 0,35% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di hari Jumat (1/10), kurs rupiah ditutup di angka Rp 14.308 per dolar AS dari Rp 14.258 per dolar AS pada Jumat (24/9) pekan lalu.

Kurs rupiah Jisdor melemah 0,45% dalam sepekan dari Rp 14.250 per dolar AS di Jumat (24/9) pekan lalu dan ditutup di level Rp 14.315 di Jumat (1/10) pekan ini. Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, menilai, penguatan dolar AS di pekan ini karena efek kenaikan yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun.

“Efek kenaikan yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun membuat indeks dolar AS menguat hingga bergerak di 94,50. Sentimen tapering oleh The Fed membangkitkan dolar,” kata Nanang. Adanya koreksi 0,03% terhadap dolar AS di hari Jumat terjadi karena berkurangnya kekhawatiran terhadap tapering setelah data klaim pengangguran AS yang naik. 

Baca Juga: Diselimuti sentimen positif, rupiah bisa menguat pada Senin (4/10)

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, nilai tukar rupiah di pekan ini dipengaruhi oleh pembahasan pagu utang di AS yang masih belum mencapai titik temu.

“Sehingga mendorong investor global juga untuk risk off, jadi mereka sedikit mengurangi kepemilikan terhadap SUN, dan lebih memilih dolar AS,” ujar Fikri.

Pelemahan rupiah juga menurutnya karena dolar indeks yang menguat, sehingga rupiah terjerembab di minggu ini. “Tetapi karena itu, jadinya yield SUN di awal minggu tertahan, dan di hari Selasa, Rabu, Kamis meningkat. Ini juga mendorong sell off (aksi jual) di pasar SBN,” kata Fikri.

Fikri mengatakan, angka inflasi bulan September sudah diprediksikan oleh pasar. Sedangkan data PMI manufaktur yang positif tidak mampu menyokong penguatan rupiah.

Nanang mengamati, pasar menantikan data ketenagakerjaan AS atau non-farm payroll di pekan depan karena akan menjadi petunjuk bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneter selanjutnya. Nanang memperkirakan kurs rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 14.280 per dolar AS–Rp 14.400 per dolar AS sepekan ke depan.

Baca Juga: Rupiah berpotensi lanjut menguat pada perdagangan Senin (4/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×