kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diselimuti sentimen positif, rupiah bisa menguat pada Senin (4/10)


Minggu, 03 Oktober 2021 / 11:07 WIB
Diselimuti sentimen positif, rupiah bisa menguat pada Senin (4/10)
ILUSTRASI. Penguatan nilai tukar rupiah pada Senin (4/10) berpotensi terbatas.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatan yang terjadi pada Jumat (1/10). Hanya saja, dengan beragamnya sentimen yang ada, penguatan nilai tukar rupiah pada Senin (4/10) berpotensi terbatas.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menerangkan, saat ini sentimen yang ada di pasar cukup beragam. Menurut dia, faktor yang mungkin membuat rupiah menguat adalah koreksi dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi AS, yang sebelumnya sempat mencapai level tertinggi di angka 1,5%, pada hari Jumat mulai turun ke 1,48%.

Dari dalam negeri, Alwi mengatakan tidak ada data ekonomi yang dirilis. Namun perkembangan mengenai jumlah kasus Covid-19 yang terus turun bisa menjadi sentimen positif. Apalagi PPKM di Jakarta berpotensi menjadi level 2 yang turut menambah sentimen positif untuk rupiah. 

“Selain itu kenaikan harga komoditas membuat devisa hasil ekspor yang dinikmati Indonesia semakin banyak sehingga ketersediaan valas pun memadai,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/10).

Baca Juga: Rupiah berpotensi lanjut menguat pada perdagangan Senin (4/10)

Namun, Alwi melihat saat ini pasar juga masih rentan mengingat masih banyak ketidakpastian seperti lonjakan kasus Covid-19, terutama di AS dan negara lainnya. Lalu ada tanda-tanda melambatnya ekonomi di China, yang ditandai PMI manufaktur mengalami kontraksi 49,6 di September. Serta adanya isu tapering, yang masih menjadi sentimen pemberat rupiah.

Oleh karena itu, dia melihat rupiah pada perdagangan besok berpotensi menguat tipis. Alwi memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.290 per dolar AS-Rp 14.330 per dolar AS.

Adapun, pada Jumat (11/10), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.308 per dolar AS atau menguat tipis 0,03%. Walau begitu, jika dihitung dalam sepekan, rupiah tercatat masih melemah 0,35%. 

Sementara di kurs Jisdor Bank Indonesia, mata uang Garuda ini juga ditutup menguat 0,04% ke Rp 14.315 per dolar AS. Tapi, sepanjang pekan kemarin, rupiah masih melemah 0,45%.

Baca Juga: Kinerja reksadana pendapatan tetap paling moncer, naik 2,88% hingga kuartal III-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×