Sumber: Bloomberg |
JAKARTA. Rupiah melemah ke level terendah dalam tiga tahun hari ini. Pemicunya adalah data yang menyatakan ekspor Indonesia sudah melemah selama enam bulan penuh. Kondisi ini menambah kekhawatiran bahwa defisit neraca berjalan Indonesia bakal melebar mencapai rekor.
Ekspor September anjlok 9,4% di bulan September. Namun, surplus perdagangan masih mencapai US$ 553 juta, sedangkan surplus perdagangan Agustus lalu hanya US$ 233 juta. Akan tetapi, angka ini masih jauh dari pencapaian surplus perdagangan setahun lalu yang berjumlah US$ 2,4 miliar.
“Penurunan ekspor mengurangi pasokan dollar dalam negeri, sementara permintaan dollar perusahaan masih kuat karena mendekati akhir tahun. Surplus perdagangan tetap jauh dari level tahun lalu,” ujar Rully Nova, Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara 1906.
Rupiah melemah 0,2% ke Rp 9.623 per dolar AS pada pukul 16.00 WIB, setelah sempat menyentuh Rp 9.66 yang menjadi level terendahnya sejak Oktober 2009.
Rupiah sudah loyo selama 9 bulan penuh hingga Oktober. Ini merupakan pelemahan paling panjang mata uang Garuda sejak tahun 1991.
Sementara itu, yield surat utang negara (SUN) berkupon 7% yang jatuh tempo pada Mei 2022, jatuh 3 basis pon ke 5,69%. Ini juga merupakan titik terendahnya sejak 6 Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News