Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Indonesia masih terkulai jika berhadapan dengan dollar AS. Pelemahan yang terjadi pada rupiah ini sudah berlangsung selama sembilan bulan lamanya. Ini merupakan rekor pelemahan rupiah dengan periode terlama dalam dua dekade terakhir.
Sejumlah analis menilai, salah satu faktor yang menyebabkan rupiah keok adalah tingkat permintaan dollar yang melampaui suplai setelah neraca perdagangan Indonesia menorehkan defisit terbesar sepanjang sejarah.
Defisit yang terjadi pada neraca perdagangan dalam periode tiga bulan yang berakhir Juni mencapai US$ 6,9 miliar. Ini merupakan defisit terbesar sejak Bloomberg mengumpulkan data mengenai neraca perdagangan Indonesia pada 1989 lalu.
"Permintaan dollar yang tinggi dan terbatasnya suplai akan terus menyebabkan rupiah melemah hingga akhir tahun. Kecemasan mengenai defisit neraca perdagangan sudah menekan rupiah dalam beberapa bulan terakhir. Bank sentral akan membiarkan rupiah melemah untuk menyokong ekspor," papar Artanavaro Gasali, head of global markets PT Bank ICBC Indonesia di Jakarta.
Sementara itu, Perry Warjiyo, Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia memprediksi, defisit neraca perdagangan Indonesia akan menyempit menjadi US$ 5,7 miliar pada kuartal III. Dia juga bilang, bank sentral "cukup senang" dengan pergerakan rupiah saat ini.
Catatan saja, pada pukul 16.20, rupiah melemah 0,2% di sepanjang Oktober menjadi 9.608 per dollar. Jika dihitung, dalam sembilan bulan terakhir, pelemahan rupiah sudah mencapai 6,4%. Pada hari ini, rupiah tercatat menguat 0,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News