Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah goyah karena keputusan suku bunga bank-bank sentral dunia. Sifat hawkish yang dipertahankan telah mengangkat dolar Amerika Serikat (AS), yang secara bersamaan meredam penguatan rupiah.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah spot melemah 0,15% secara harian ke Rp 15.022 per dolar AS pada perdagangan Senin (26/6). Rupiah melanjutkan pelemahan di pekan lalu yang ditutup terkoreksi 0,38% dalam sepekan ke level Rp 14.998 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati pelemahan rupiah akhir-akhir ini karena The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga dua kali lagi, sebelum menutup tahun 2023.
Bank sentral AS tersebut kemungkinan besar mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) di pertemuan Juli 2023, setelah menahan level suku bunga di level 5%-5,25% pada Juni 2023.
Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini Berharap Dana Asing di SUN
Selain itu, pelemahan rupiah diakibatkan oleh aksi Bank of England (BoE) yang menaikkan suku bunga sebesar 50 bps guna memerangi inflasi. Hal itu tidak serta merta membuat investor terkesan, justru mengangkat kembali indeks dolar AS.
“Alhasil, penguatan dolar dimanfaatkan investor untuk taking profit terhadap mata uang rupiah, ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (26/6).
Selain dolar AS, Ibrahim melihat dolar Singapura (SGD) mengalami peningkatan terhadap rupiah karena ekonomi negara tersebut terus menunjukkan pemulihan. Singapura melaporkan data Produk Domestik Bruto (PDB) terbaik di Asia Tenggara, jika dibandingkan Malaysia dan Indonesia di urutan setelahnya.
Ekspor impor yang tinggi membuat mata uang Singapura menguat. Namun, rupiah diperkirakan bakal berbalik menguat di akhir tahun karena para pengusaha bakal menjual dolar Singapura untuk mencalonkan diri jelang tahun politik 2024. SGD/IDR diprediksi akan ditutup pada level kisaran 11.000 di akhir tahun 2023.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Terapresiasi Pada Selasa (27/6), Lelang SUN Jadi Faktor Pendukung
Ibrahim melanjutkan, Yuan (CNY) juga menarik dipantau karena dalam kondisi saat ini yuan akan dimanfaatkan pelaku pasar. Hal itu menyusul keputusan suku bunga People Bank of China (PBoC) yang memangkas suku bunga 10 bps.
Tren menurunkan suku bunga akan dimanfaatkan karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik. Menurut Ibrahim, CNY/IDR bakal berada di posisi 2.300 terhadap rupiah pada akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News