Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat hari ini, Senin (10/11/2025). Rupiah pun diproyeksi masih akan melanjutkan tren penguatan besok.
Rupiah spot ditutup pada level Rp 16.654 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (10/11/2025) atau menguat 0,22% dari perdagangan pekan lalu. Sebelumnya, pada Jumat (7/11/2025) ditutup di level Rp 16.690 per dolar AS.
Sementara itu, pergerakan rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menguat sejalan dengan rupiah spot. Hari ini, rupiah ditutup di level Rp 16.666 per dolar AS, menguat 0,23% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.704 per dolar AS.
Baca Juga: Kinerja Sejahteraraya (SRAJ) Tertekan pada Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Sahamnya
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa sentimen penyebab penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini ditengarai sentiment risk on regional. Selain itu, kepercayaan konsumen Indonesia yang ditunjukkan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Dicatat IKK mengalami peningkatan pada Oktober 2025 ke level 121,2 dibanding catatan per September 2025 sebesar 115. Angka IKK itu berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia terbaru yang mencakup seluruh responden dengan pengeluaran bulanan Rp 1 juta sampai dengan di atas Rp 5 juta.
“Data yang menunjukkan kenaikan besar pada Indeks Kepercayaan Konsumen indonesia juga ikut mendukung rupiah,” terang Lukman kepada Kontan, Senin (10/11/2025).
Sementara itu, Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas Ibrahim Assuaibi, juga menyampaikan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menunjukkan peningkatan kuat juga turut jadi sentiment pergerakan rupiah hari ini. Dicatat IEK melompat dari 127,2 menjadi 133,4.
“Kenaikan pada IEK menandakan bahwa harapan dan optimisme masyarakat terhadap prospek kondisi ekonomi untuk enam bulan ke depan meningkat drastis,” terang Ibrahim.
Mengenai proyeksi pergerakan besok, Lukman memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi. Hal ini sebab investor cenderung melakukan pendekatan wait and see dalam menantikan perkembangan seputar shutdown Pemerintah AS yang dikabarkan akan berpotensi untuk dibuka kembali.
Selain itu, data laporan penjualan eceran AS untuk bulan September 2025 yang akan dirilis pada 14 November 2025 nanti, dinilai bakal jadi salah satu sentimen pergerakan rupiah esok hari.
"Investor cenderung akan wait and see menantikan perkembangan seputar shutdown pemerintah AS yg dikabarkan akan terjadi kesepakatan untuk dibuka kembali," lanjut Lukman.
Lukman memproyeksikan rupiah pada Selasa (11/11) bergerak pada rentang Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.
Sedangkan Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada rentang Rp 16.600 – Rp 16.660 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,04% ke 8.381, Top Losers LQ45 DSSA, SMGR dan ISAT, Senin (10/11)
Selanjutnya: Penjualan Mobil di China Oktober Akhirnya Turun Usai Melaju 8 Bulan Beruntun
Menarik Dibaca: 13 Cara Alami Mengobati Kolesterol Tinggi yang Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













