kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah ditutup menguat hari ini, bagaimana prospeknya pada perdagangan Kamis (23/1)?


Rabu, 22 Januari 2020 / 19:53 WIB
Rupiah ditutup menguat hari ini, bagaimana prospeknya pada perdagangan Kamis (23/1)?
ILUSTRASI. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang rupiah menguat 0,17% ke level Rp 13.646 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (22/1). Penguatan rupiah ini disokong sentimen internal maupun eksternal.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf  mengatakan, dari sisi eksternal meredanya perang dagang antara AS dan China menjadi sentimen positif penyokong rupiah. 

Baca Juga: Bila BI turunkan suku bunga acuan, emiten properti bakal mendapat sentimen positif

“Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Davos, menyatakan kesepakatan dagang tahap dua akan segera dilaksanakan. Ini mengangkat selera berisiko para pelaku pasar,” Ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).

Sementara itu, dari dalam negeri, Alwi menilai cadangan devisa yang gemuk menjadi salah satu faktor penopang penguatan rupiah. Ini membuat Bank Indonesia  (BI) leluasa untuk melakukan intervensi jika sewaktu-waktu diperlukan.

Setali tiga uang, penguatan rupiah hari ini dinilai ekonom Pefindo Fikri C Permana datang dari dalam negeri. Data makro ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang solid. Khususnya mengenai imbal balik obligasi.

Baca Juga: Rupiah kian perkasa usai pernyataan Gubernur BI dan ditutup di Rp 13.646 per dolar AS

“Sepertinya spread yield antara SUN dan US treasury masih menjadi hal yang menarik capital inflow ke Indonesia. Hal ini yang menyebabkan rupiah terapresiasi hari ini, walau penguatannya tipis,” ujar Fikri. 

Namun Alwi menilai besok, Kamis (23/1) rupiah berpotensi melemah. Sentimen eksternal menjadi yang utama pada perdagangan besok. Salah satunya adalah semakin menyebarnya virus Corona di China.

“Penyebaran virus menjadi sentimen pemberat bagi aset berisiko sekaligus menguntungkan safe haven. Dolar AS sebagai salah mata uang safe haven akan dilirik terlebih jika kekhawatiran semakin meningkat,” papar Alwi.

Baca Juga: Pemerintah optimistis penerimaan PNBP capai target dan sokong tax ratio

Sementara Fikri melihat besok pengumuman BI akan menjadi salah satu acuan terhadap pergerakan pasar keuangan Indonesia, termasuk rupiah.

Alwi juga menilai kondisi rupiah yang sudah overbought bisa memicu aksi profit taking. Oleh karena itu, Alwi memproyeksikan pada perdagangan besok rupiah akan melemah dan bergerak pada rentang Rp 13.560 - Rp 13.700.

Baca Juga: Gubernur BI nilai penguatan rupiah masih sesuai fundamental

Berbeda dengan Alwi, Fikri memproyeksikan rupiah justru akan menguat kembali dengan nilai tengah di Rp 13.635. Sementara pergerakannya berada di rentang Rp 13.575 - Rp 13.695.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×