Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan tak begitu menggembirakan besok, Rabu (20/6). Sejumlah perdagangan masih akan membenani transaksi rupiah di pasar spot.
Analis Monex Investindo Putu Agus Prasuanmitra, memprediksi, rupiah berpotensi dibuka melemah besok di tengah penguatan indeks dollar. "Meski ada konflik perang dagang, dollar AS masih mengaut karena sentimen dari pelemahan euro," kata Putu.
Mengutip Bloomberg, Selasa (19/6) pukul 18:48 WIB, indeks dollar AS berada di posisi 95,213 atau naik 0,48% dari posisi pada hari sebelumnya. Menurut Putu, 60% penguatan indeks dollar tersebut merupakan pengaruh dari kondisi mata uang euro yang turun tajam di tengah sikap Bank Sentral Eropa (ECB) yang dovish.
Kendati demikian, Putu tak menampik, perang dagang akan turut menjadi sentimen pembeban rupiah. Pasalnya, AS terlibat menjadi pusat konflik sehingga laju perekonomian global menjadi terancam.
Sementara, rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun, dinilai Putu, sudah cukup diantisipasi pasar. "Sekarang, pasar sudah jauh lebih bisa memprediksi kebijakan AS," kata dia. Putu menilai, yang menjadi perhatian ke depan ialah kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga secara agresif.
Untuk perdagangan besok, Putu memproyeksi rupiah berada dalam rentang Rp 13.880 - Rp 13.975 per dollar AS. Dalam pekan ini, ia melihat belum ada data perekonomian yang akan memengaruhi nilai tukar rupiah secara signifikan. "Pekan depan baru ada sentimen baru, salah satunya rilis data neraca dagang bulanan," ujarnya.
Sementara, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, melihat kondisi rupiah yang masih belum stabil. Ia menilai peluang Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur pada 28 Juni mendatang sangat terbuka.
Adapun, Lana memprediksi, besok rupiah bergerak di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.100 per dollar AS.
Sementara itu, perdagangan valas antarbank yang menjadi kurs acuan atau yang dikenal dengan Jakarta Index Spot Dollar Rate (JISDOR) belum dibuka besok. "Besok, pasar valas rupiah masih tutup, baru buka pada Kamis 21 Juni 2018," kata Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI, Nanang Herdansyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News