Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah selama sepekan lalu melemah 0,74% dari level Rp 14.425 per dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (25/6). Di perdagangan Jumat (2/7), rupiah ditutup di angka Rp 14.532 per dolar AS atau melemah 0,21% dari hari sebelumnya.
Untuk hari Senin (5/7), Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana menilai data tingkat pengangguran AS akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Dari data yang dirilis, Jumat (2/7) tingkat pengangguran AS naik menjadi 5,9% dari perkiraan yang menurun 5,7%.
Selain itu, untuk sepekan ini, data PMI Composite dari Inggris akan menjadi perhatian global, dan diharapkan akan bagus sehingga dapat menahan indeks dolar AS. “Selain itu juga dari jumlah lowongan pekerjaan di hari Rabu, tetapi ini dinilai akan positif, sehingga akan memberikan tekanan tambahan bagi rupiah,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (2/7).
Baca Juga: Harga emas Antam masih berpotensi menuju Rp 1 juta pada akhir tahun
Dia juga melihat bahwa data manufaktur China yang akan dirilis pada hari Jumat (9/7) akan tertahan karena perekonomian China yang belum pulih ke level pra-pandemi, sehingga dinilai akan menekan rupiah.
Di hari Senin, Fikri menilai rupiah akan terdepresiasi di rentang harga Rp 14.500 per dolar AS–Rp 14.600 per dolar AS. Rupiah di perdagangan Jumat (2/7) turun 0,21% berada di angka Rp 14.532 per dolar AS. Sedangkan kurs Jisdor melemah sebanyak 0,17%, dan saat ini berada di angka Rp 14.564 per dolar AS.
Baca Juga: Berikut kinerja terbaik reksadana sepanjang paruh pertama tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News