Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diproyeksikan akan kembali mencatatkan kinerja positif pada sepekan ke depan. Pada sepekan lalu, rupiah berhasil mencatatkan kinerja yang mentereng setelah ditutup di level Rp 15.880 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan.
Dalam sepekan, mata uang Garuda berhasil menguat 3,35% terhadap dolar AS. Kinerja positif rupiah juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia dengan berhasil menguat 1,35% ke level Rp 16.241 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat, rupiah masih memiliki kecenderungan untuk kembali menguat pada pekan depan. Salah satunya dipengaruhi oleh hasil pertemuan OPEC dan perkembangan terbaru pandemi corona. Faisyal menyebut jika pertemuan OPEC berjalan lancar dan sepakat memangkas jumlah produksi akan jadi katalis positif bagi rupiah.
“Begitu pun persebaran virus corona di pusat episentrum yakni AS, jika jumlah kasus mulai turun maka akan jadi sentimen positif untuk penguatan rupiah,” ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).
Baca Juga: Indef optimistis target suplus opersional BI sebesar Rp 21 triliun dapat tercapai
Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menuturkan masih berlanjutnya aliran dana yang masuk ke pasar dalam negeri melalui pandemic bond akan jadi sentimen positif bagi rupiah.
“Di samping itu, recovery harga minyak yang diikuti komoditas juga sepertinya mulai membantu penerimaan devisa Indonesia pada minggu depan,” kata Fikri.
Faisyal memperkirakan pada pekan depan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.600 per dolar AS-Rp 16.600 per dolar AS. Sementara Fikri menghitung rupiah akan berada di kisaran Rp 14.950 per dolar AS-Rp 16.350 per dolar AS pada pekan depan.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, penerbitan obligasi korporasi di kuartal I-2020 hanya Rp 20 T
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News