Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Tren pergerakan rupiah terhadap dollar AS masih akan terus rapuh. Analis memperkirakan rupiah akan tertekan di sepanjang kuartal satu 2013.
Menutupi perjalanannya di tahun 2012, rupiah sudah anjlok menembus level 9.700 terhadap dollar AS. Pelemahan rupiah di level ini masih berlanjut di awal tahun.
Pengamat Valas Mohammad Doddy Ariefianto mengemukakan meski berada dalam tren melemah, namun kisaran nilai tukar antara 9.700-9.800 masih terbilang aman dan wajar. Sebab, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi di antara negara berkembang lainnya. "Dengan target tingkat pertumbuhan di kisaran 6%, wajar jika kebutuhan dollar AS melesat seiring pembelian bahan baku penopang pembangunan," jelas Doddy, kepada KONTAN (2/1).
Hanya saja, pelaku pasar harus waspada dan wanti-wanti jika (USD/IDR) sudah mendekati 10.000. "Itu posisi yang berbahaya," kata Doddy.
Dari sisi kebijakan moneter, Dody melihat BI masih bisa mempertahankan suku bunga yang rendah karena inflasi masih jinak. Hari ini (2/1), Biro Pusat Statistik akan mengumumikan tingkat inflasi tahunan untuk Desember 2012. Doddy memperkirakan untuk periode tahunan (year on year) tingkat inflasi akan berada antara 4,3% -4,5%. "Sedangkan untuk bulanan, mungkin agak sedikit naik di kisaran 0,3%-0,5%," imbuh Doddy.
Hari ini rupiah diprediksi melemah
Kepala Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI) Nurul Etti Nurbaeti memprediksi, hari ini (2/1), rupiah masih akan melemah terhadap dollar pada rentang 9.710-9.825.
Nurul berharap rilis data neraca perdagangan yang diperkirakan membaik akan mendukung pergerakan rupiah hari ini.
"Selain itu, positifnya pasar saham berpotensi mengangkat rupiah terhadap the greenback," tambah Nurul.
Sekedar informasi, pada pukul 09.45 WIB, Rabu (2/1), pasangan (USD/IDR) berada di posisi 9.723. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pagi ini sedikit menguat dari penutupan akhir tahun di 9.795
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News