Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar sekarang menunggu kesaksian dua hari dari Ketua Fed Jerome Powell, yang dimulai pada hari Rabu (6/3), guna mengetahui isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS.
Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkishnya dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan.
Beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunganya.
Namun, meskipun ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell, sebagian besar pedagang tetap mempertahankan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut alat CME Fedwatch.
Baca Juga: Fed's Powell Still Expects Rate Cuts, But Inflation Progress "Not Assured"
Selain Powell, Ibrahim melihat, fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls AS untuk bulan Februari. Angka ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari berpotensi mengguncang pasar pada hari Jumat.
"Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Rabu (6/3).
Sementara itu, berita yang keluar dari Kongres Rakyat Nasional Tiongkok tidak memberikan banyak kejutan, dimana Beijing tetap mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dan defisit anggaran sebesar 3%.
Analis di Nomura mengatakan target pertumbuhan akan sulit dipenuhi tanpa stimulus lebih lanjut.
Dari internal, Ibrahim menuturkan bahwa rupiah akan didukung ekonomi Indonesia yang berpotensi tumbuh hingga 5,15% pada 2024.
Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan untuk tahun sebelumnya sebesar 5,06%.
Baca Juga: Wall Street Jeblok Lebih dari 1%, Nasdaq Terseret Saham Chip & Megacaps
Pertumbuhan ekonomi yang optimis tersebut akan didorong oleh ekspor dan juga dari konsumsi dalam negeri, khususnya dikonsumsi tingkat menengah dan atas. Kemudian, dari investasi tidak hanya untuk konstruksi tapi juga non-konstruksi.
Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah bakal ditutup menguat di rentang Rp 15.680 - Rp 15.740 per dolar AS pada perdagangan Kamis (7/3).
Sementara Nanang memproyeksi pergerakan rupiah kemungkinan berada di rentang Rp 15.630 - Rp 15.725 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News