kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat Terhadap Dolar AS, Kamis (7/3)


Kamis, 07 Maret 2024 / 00:02 WIB
Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat Terhadap Dolar AS, Kamis (7/3)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.003 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.970 per dolar AS. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar sekarang menunggu kesaksian dua hari dari Ketua Fed Jerome Powell, yang dimulai pada hari Rabu (6/3), guna mengetahui isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS. 

Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkishnya dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan. 

Beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunganya. 

Namun, meskipun ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell, sebagian besar pedagang tetap mempertahankan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut alat CME Fedwatch. 

Baca Juga: Fed's Powell Still Expects Rate Cuts, But Inflation Progress "Not Assured"

Selain Powell, Ibrahim melihat, fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls AS untuk bulan Februari. Angka ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari berpotensi mengguncang pasar pada hari Jumat. 

"Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Rabu (6/3).

Sementara itu, berita yang keluar dari Kongres Rakyat Nasional Tiongkok tidak memberikan banyak kejutan, dimana Beijing tetap mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dan defisit anggaran sebesar 3%.

Analis di Nomura mengatakan target pertumbuhan akan sulit dipenuhi tanpa stimulus lebih lanjut.  

Dari internal, Ibrahim menuturkan bahwa rupiah akan didukung ekonomi Indonesia yang berpotensi tumbuh hingga 5,15% pada 2024.

Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan untuk tahun sebelumnya sebesar 5,06%. 

Baca Juga: Wall Street Jeblok Lebih dari 1%, Nasdaq Terseret Saham Chip & Megacaps

Pertumbuhan ekonomi yang optimis tersebut akan didorong oleh ekspor dan juga dari konsumsi dalam negeri, khususnya dikonsumsi tingkat menengah dan atas. Kemudian, dari investasi tidak hanya untuk konstruksi tapi juga non-konstruksi.

Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah bakal ditutup menguat di rentang Rp 15.680 - Rp 15.740 per dolar AS pada perdagangan Kamis (7/3).

Sementara Nanang memproyeksi pergerakan rupiah kemungkinan berada di rentang Rp 15.630 - Rp 15.725 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×