Reporter: Dina Farisah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada Jumat akhir pekan lalu (17/4). Di pasar spot, rupiah menguat 0,07% dibanding hari sebelumnya menjadi 12.850. Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,23% menjadi 12.863.
Trian Fatria, Research and Analyst Divisi Treasury PT BNI Tbk mengatakan, penguatan rupiah pada akhir pekan dipicu oleh pelemahan dollar AS terhadap sejumlah mata uang utama. Anjloknya penjualan ritel, lesunya pertumbuhan perumahan serta bertambahnya klaim pengangguran menggiring pelemahan dollar AS.
Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah ditopang oleh surplusnya neraca perdagangan. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia mempertahankan suku bung acuan di level 7,5% membuka potensi investor asing masuk ke pasar domestik.
“Kolaborasi sentimen positif dari eksternal dan domestik mengukuhkan rupiah pada akhir pekan,” ungkap Trian.
Trian menduga, kokohnya rupiah masih akan berlanjut pada Senin (20/4). Sebab, data ekonomi Amerika Serikat (AS) berupa data inflasi bulan Maret 2015 dirilis sesuai dengan ekspektasi yakni 0,2%. Data inflasi ini masih jauh dari harapan Bank Sentral AS (The Federal Reserve) yang menargetkan angka inflasi bisa tumbuh hingga 2%.
Senada dengan Trian, Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, angka inflasi AS yang masih minim akan memberatkan langkah dollar AS. Pasalnya, rendahnya inflasi kian mengendurkan spekulasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Ditambah lagi, indikator ekonomi seperti data tenaga kerja belum menunjukkan kestabilan.
Meski demikian, Christian menduga laju rupiah relatif terbatas karena data AS lainnya yaitu tingkat kepercayaan konsumen bulan April dirilis sebesar 95,9. Angka ini lebih tinggi dibanding estimasi sebesar 93,8. “Data ini akan menahan laju rupiah lebih lanjut,” terang Christian.
Christian memprediksi USD/IDR Senin (20/4) akan terbentang di kisaran 12.780-12.915. Sementara Trian menduga USD/IDR berada di antara level 12.800-12.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News