kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan Investasi: Rupiah cenderung menguat


Sabtu, 18 April 2015 / 10:10 WIB
Sepekan Investasi: Rupiah cenderung menguat
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Menutup akhir pekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke level  5.410,644. Ini merupakan indeks terendah selama sepekan. Memang pada Rabu (15/3), indeks juga sempat sedikit turun di level 5.414,54.

Penurunan IHSG itu dipengaruhi oleh asing yang terus melakukan aksi net sell. "Selama sepekan penuh asing terlihat net sell," ungkap Alwy Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia.  Terhitung selama sepekan jumlah dana asing yang telah keluar sebesar Rp 1 triliun. Ia juga bilang, hal tersebut menjadi penekan indeks sehingga sulit untuk naik.

Aksi net sell itu, menurut Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono, karena ekspetasi laporan keuangan para emiten di kuartal satu tahun ini kurang memuaskan. Pasalnya merujuk data ekspor impor di Maret 2015 yang dirilis menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Untuk pekan depan, Purwoko menerka IHSG akan cenderung melemah di kisaran 5.400-5.428. Adapun Alwy memprediksi di pekan depan pasar akan mengalami bargain hunting sehingga indeks dapat rebound di kisaran 5.350-5.500.

Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:

Senin (13/4), IHSG dibuka melemah pada awal pekan ini. Pada pukul 09.07 WIB indeks berada di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,3%, atau turun 16,04 poin. IHSG berada di level 5.474,8. Sebanyak 55 saham menguat, 58 saham melemah, dan 77 saham tidak bergerak. Sampai jam tersebut, total frekuensi perdagangan yang terjadi sebanya 14.550 kali dengan nilai Rp 237,6 miliar dan volume 377 juta lot.

IHSG tergelincir di akhir perdagangan awal pekan ini. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,80% atau 43,931 poin ke level 5.447,409. Tercatat 219 saham turun, 82 saham naik, dan 82 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 7,618 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,79 triliun.

Selasa (14/2), IHSG masih bergerak negatif pada pembukaan pagi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.09 WIB, indeks tercatat turun 0,14% menjadi 5.440,15. Ada 96 saham yang menggerus performa indeks pagi. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 56 saham dan 63 saham lain diam tak bergerak. Volume transaksi pagi ini melibatkan 337,915 juta saham dengan nilai transaksi Rp 304,734 miliar.

IHSG terus bergerak di zona merah sampai akhir perdagangan, indeks melemah 0,52% atau 28,3 poin menjadi 5.419,1. Sebanyak 77 saham menguat, 223 saham memerah, dan 81 saham tidak bergerak. Dengan frekuensi perdagangan sebesar 220.988 kali dan volume 5,18 miliar lot, total nilai perdagangan saham pada hari ini mencapai Rp 5,25 triliun.

Rabu (15/4), IHSG bergerak fluktuaktif pada pembukaan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,05% atau 2,963 ke level 5.417, 97 pada pukul 09.16 WIB. Tercatat 67 saham bergerak turun, 96 saham bergerak naik, dan 75 saham stagnan. Di awal perdagangan hari ini melibatkan 418 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 358 miliar.

IHSG pada penutupan turun 0,08% atau 4,56 poin menjadi 5.414,54. Sebanyak 129 saham menguat, 166 saham melemah, dan 91 saham tidak bergerak. Penguatan terbesar disumbang sektor konstruksi sebesar 1,42%. Sementara itu, sektor industri dasar naik 0,7% dan pertambangan 0,2%.

Kamis (16/4), IHSG mengekor laju bursa regional. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.26 WIB, indeks naik 0,07% menjadi 5.419,03. Ada 117 saham yang mendaki. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 61 saham dan 82 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi siang ini melibatkan1,271 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 901,190 miliar.

Sebelum penutupan bursa, IHSG kembali melejit. Sampai pukul 16.11 WIB, indeks menguat 0,11% atau 6,18 poin menjadi 5.420,73. Sebanyak 150 saham menguat, 157 saham melemah, dan 81 saham tidak bergerak. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor menguat dan lima sektor lainnya melemah. Sektor dengan penguatan terbesar adalah industri dasar sebesar 1,65%, kemudian sektor konstruksi sebesar 0,70%.

Jumat (17/4), IHSG bergerak fluktuatif di awal perdagangan akhir pekan ini. Setelah dibuka melemah, IHSG bergerak naik hingga mencapai level 5.420,9, naik tipis 0,05% sampai pukul 09.17 WIB.  Sebanyak 103 saham menguat, 62 saham melemah, dan 62 saham tidak bergerak. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor menguat dan empat sektor melemah.

IHSG tersungkur di pada perdagangan akhir pekan. Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi 0,19% atau 10,098 poin ke level 5.410,644. Tercatat 144 saham bergerak turun, 139 saham bergerak naik, dan 93 saham stagnan. Perdagangan akhir pekan ini melibatkan 7,19 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,55 triliun.


Emas

Pekan ini harga emas global dibuka dengan sedikit mengalami penurunan meski masih bertahan di area US$ 1.200 per on stroi. Penurunan emas ini ditengarai oleh penguatan dollar AS dalam tiga hari berturut-turut. Mengutip Bloomberg, Senin (13/4) pukul 16.00, kontrak emas pengiriman bulan Juni di Commodity Exchange berada di level US$ 1.204,90 per ons troi. Harga emas naik tipis 0,02% dibandingkan dengan penutupan Jumat akhir pekan lalu.

Harga emas masih bergerak dalam tekanan turun. Rilis data PDB China kuartal I-2015 dan data produksi industri China bulan Maret menjadi pemicu untuk menggerus harga emas. Mengutip Bloomberg, Rabu (15/4) pukul 13.30, harga emas berada di level US$ 1.193,20 per ons troi. Harga turun setelah sempat bertahan di level US$ 1.200 per ons troi.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, data PDB China kuartal I-2015 dirilis 7% di bawah rilisan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,3%. Sementara itu, data produksi industri bulan Maret dirilis sebesar naik 5,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hasil ini di bawah data bulan sebelumnya yang sebesar 6,8%.

Pesona emas kembali memancar. Harga logam mulia ini bangkit seiring meredupnya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).  Mengutip Bloomberg, Kamis (16/4) pukul 16.40 WIB, emas kontrak pengiriman Juni 2015 di Commodity Exchange naik 0,33% menjadi US$ 1.205,3 per ons troi. Selama dua hari terakhir, emas sudah reli 1,06%. Padahal, Senin (13/4), harganya sempat jatuh ke level terendah dua pekan, yaitu US$ 1.192,6 per ons troi.

Di dalam negeri, harga logam mulia di PT Antam Tbk cenderung turun. Emas Antam dibuka (13/3) pada Rp 550.000, lalu menjadi Rp 548.000, Rp 547.000, hingga Kamis (16/4) emas batangan diperdagangkan Rp 550.000 per gram, atau naik Rp 3.000 dibandingkan hari sebelumnya. Namun si emas malah turun cukup besar (Rp 4.000) pada akhir pekan menjadi Rp 546.000.  Berikut  perkembangan harga emas Antam selama sepekan:

Senin (13/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 550.000.

Selasa (14/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini turun Rp 2.000 dibandingkan dengan posisi harga Senin (13/4).

Rabu (15/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 547.000. Angka ini turun Rp 1.000 dibandingkan dengan posisi harga Selasa (14/4).

Kamis (16/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 550.000. Angka ini naik Rp 3.000 dibandingkan dengan posisi harga Rabu (15/4).

Jumat (17/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 546.000. Angka ini turun Rp 4.000 dibandingkan dengan posisi harga Kamis (16/4).


Rupiah

Pergerakan rupiah pekan ini cenderung menguat. Rupiah dibuka (13/3) Rp 12.945 dan ditutup pada Jumat (17/3) di Rp 12.850. Kecenderungan ini, menurut  Trian Fatria, Research and Analyst Divisi Treasury PT BNI Tbk, karena faktor eksternal turut mengapresiasi penguatan rupiah. Hal ini ditunjukkan oleh melemahnya data ekonomi AS secara berturut-tutut mulai dari penjualan ritel, data perumahan dan data klaim pengangguran.  Selain itu, data domestik berupa BI yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan ditambah surplus neraca perdagangan. Kondisi ini direspons positif oleh pelaku pasar.

Trian menilai, reli rupiah akan sedikit tertahan pada pekan depan. Sebab, menjelang akhir bulan, permintaan dollar AS akan tinggi untuk pembayaran utang korporasi yang jatuh tempo. Sentimen lain yang mengganjal penguatan rupiah lebih lanjut adalah pertemuan Bank Sentral AS (The Federal Reserve) yang dijadwalkan akhir bulan April. Jelang pertemuan tersebut, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed akan kembali mengemuka.

Trian memprediksi USD/IDR sepekan akan berada di kisaran 12.800-13.000. Sementara itu,  Albertus Christian, analis senior PT Monex Investindo Futures, memperkirakan kisaran USD/IDR bergerak di level 12.685-12.900.

Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:

Senin (13/4), nilai tukar rupiah kembali melemah dan mendekati level Rp 13.000 per dollar. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah ada pada kisaran Rp 12.945 per dollar AS.

Selasa (14/4), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat kembali tertekan. Merujuk kurs referensi JISDOR, rupiah melemah Rp 12.979 per dollar AS atau 0,26% dari sebelumnya Rp 12.945 per dollar AS. Data Bloomberg pukul 10.16 WIB menunjukkan, di pasar spot rupiah justru menguat tipis ke Rp 1.978 per dollar AS atau 0,08% dari sebelumnya Rp 12.988 per dollar AS.

Pelemahan rupiah, Trian Fatria, analis Divisi Tresuri Bank BNI, rupiah terkikis oleh  neraca perdagangan Tiongkok pada bulan Maret yang kurang menggembirakan, yakni surplus US$ 3,1 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan estimasi US$ 43,4 miliar.

Rabu (15/4), rupiah mengungguli dollar AS karena terdorong data ekonomi yang positif. Di pasar spot, rupiah menguat 0,60% terhadap dollar AS di level Rp 12.905 dibandingkan dengan  hari sebelumnya. Begitu juga di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah mengungguli dollar AS 0,02% ke level Rp 12.976.

Kamis (16/4), otot rupiah menguat terhadap dollar AS. Merujuk pada kurs referensi JISDOR, rupiah menguat ke Rp 12.838 per dollar AS  atau 1,06% dari sebelumnya Rp 12.976 per dollar AS. Di pasar spot rupiah menguat 0,36% dibanding hari sebelumnya menjadi Rp 12.859.  

Jumat (17/3), kurs rupiah terhadap dollar AS menguat.  Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, kurs rupiah diperdagangkan di level Rp 12.850, turun 0,03% dibandingkan dengan hari sebelumnya di angka Rp 12.859.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×