Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang yang masih berkobar dan minimnya katalis dari pasar domestik menjadi sentimen yang menggerakkan rupiah pekan ini. Sejauh ini pengaruh global menjadi penentu arah rupiah.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, rupiah masih dipengaruhi sentimen global seperti perang dagang.
Baca Juga: Harga emas Antam menunjukkan tren penurunan dalam sepekan terakhir
Menurutnya, sepekan terakhir awalnya rupiah sempat menguat karena optimisme dengan kondisi China dan AS bahwa meraka akan melakukan pendatangan kesepakatan dagang yang sudah dua atau tiga minggu terbengkalai.
Tapi sinyal positif ini terganggu karena RUU HAM dan Demokrasi Hong Kong yang diteken Trump.
Kedua, dari kondisi The Fed yang kemarin menetapkan tingkat suku bunga dan mungkin The Fed menggunakan bahasa yang sering digunakan bahwa mereka akan bergerak sesuai kondisi dan situasi.
"Nah ini, juga diartikan oleh pelaku pasar The Fed tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga selanjutnya ini juga memengaruhi rupiah," ujar Yudi, Jumat (29/11).
Baca Juga: Dua investor ini berminat mengakuisisi Bank Permata (BNLI), berikut profilnya
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, Trump yang mendatangani RUU HAM dan Demokrasi Hongkong menambah pelik polemik dua negara pasalnya hal ini memperkeruh hubungan keduanya. Josua mengatakan, dengan adanya penandatanganan ini mengubah arah sentimen dan pergerakan pasar.
Dari faktor domestik, Yudi menilai pemerintah telah melakukan langkah-langkah yang positif diantaranya dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan adanya sosok-sosok baru di Kabinet Kerja Jilid 2. Menurut Yudi, adanya orang-orang baru ini menjadi angin segar yang menggerakanna rupiah.
Pada pekan depan Yudi memprediksi sentimen-sentimen yang ada pada pekan ini masih akan terus belanjut. Rupiah menurut Yudi masih akan ada kemungkinan melemah dengan catatan belum adanya perbaikan kondisi dari AS-China terkait pendatanganan RUU HAM dan Demokrasi Hongkong oleh Trump dan jika data-data ekonomi Indonesia yang akan rilis tidak sebaik ekkpektasi pasar.
Baca Juga: IHSG terkoreksi 1,45% dalam sepekan, berikut 10 saham paling banyak dilepas asing
Sementara Josua juga yakin sentimen perang dagang akan berlanjut disamping akan adanya rilis data-data eknomi seperti data GDP China, ISM Manufacturing AS, ADP Non Farm Employment dan lainnya., Dari domestik juga akan ada rilis data eknomi yakni Data inflasi dan Consumen Confidance.
Pada perdagangan pekan Depan, Yudi proyeksikan rupiah akan melemah di level Rp 14.050 - Rp 14.150. Sementara Josua proyeksikan rupiah akan bergerak terbatas di level Rp 14.050- Rp 14.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News