Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah dibuka melemah seiring dengan kejatuhan pasar Asia dan Eropa, di hadapan Amerika Serikat (AS).
Mengutip data dari Bloomberg, pukul 10.00 WIB kurs rupiah terpantau berada di level Rp 14. 319 per dollar AS. Mata uang Garuda makin melemah sebesar 0,03% dari perdagangan akhir pekan lalu yang ditutup pada level Rp 14.314 per dollar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, pelaku pasar berbondong-bondong kembali kepada dollar AS karena perekonomian negara Paman Sam yang dinilai sehat.
Data ketenagakerjaan AS yang ditanggapi sebagai mixed oleh bursa saham ternyata bisa menjadi pendorong berlanjutnya penguatan dollar AS. Sebab, meski pembukaan lapangan kerja terbatas tetapi pasar tenaga kerja AS masih kuat jika melihat data-data yang lebih rinci.
Angka pengangguran yang sebesar 3,8% menjadi yang terendah sejak November 2018.
"Dari rilis data ini, tidak menutup kemungkinan Bank Sentral Amerika (The Federal Reserve, The Fed), akan kembali menaikkan suku bunga acuannya tahun ini. Proyeksi ini jelas kontras dibandingkan dengan kebijakan Bank of Japan (BOJ), Bank of England, dan Europe Central Bank (ECB) yang menurunkan target pertumbuhannya," jelas Ibrahim pada Kontan.co.id, Senin (11/3).
Ditambah lagi, pemerintah China juga memangkas target pertumbuhan ekonomi 2019 ke kisaran 6%-6,5%, setelah sebelumnya dipatok berada di kisaran 6,5%.
Sebagai informasi, perekonomian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, menjadikannya pertumbuhan paling rendah sejak 1990 silam.
"Bisa dilihat jika kondisi perekonomian global, terutama pasar Eropa dan Asia saat ini sedang melesu atau bahkan bisa dikatakan jatuh di hadapan AS," tambah Ibrahim.
Ibrahim melanjutkan, indeks dollar AS dipastikan makin garang karena besok parlemen Inggris akan mengadakan voting soal Brexit. Dirinya meramal, Perdana Menteri Theresa May akan menghadapi kekalahan dan harus keluar Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun.
Hasil tersebut makin membuat pelaku pasar mengalihkan modalnya ke AS karena dinilai lebih sehat, pasti, dan menjanjikan.
"Sedangkan dari dalam negeri, neraca perdagangan Indonesia terancam tertekan oleh harga minyak dunia yang makin tinggi," lanjut Ibrahim.
Ibrahim meramal rupiah melanjutkan pelemahannya di level Rp 14. 265 per dollar AS-Rp 14.390 per dollar AS pada perdagangan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News