Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih rentan melemah terhadap dollar AS pada perdagangan Senin (11/3) besok lantaran sentimen hasil data tenaga kerja Negeri Paman Sam yang dirilis akhir pekan lalu.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, hasil data non-farm payroll, rata-rata upah per jam, hingga tingkat pengangguran AS akan sangat mempengaruhi rupiah pada awal pekan nanti.
Asal tahu saja, data rata-rata upah per jam AS meningkat 0,4% di bulan Februari 2019 atau meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,1%. Begitu pula dengan data tingkat pengangguran yang berhasil turun dari 4% di Januari 2019 menjadi 3,8% pada Februari 2019.
Hanya data non-farm payroll AS saja yang melemah lantaran hanya tumbuh 20.000 pekerja di bulan lalu. “Membaiknya data tenaga kerja AS dapat meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserves masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi di tahun ini,” kata Deddy.
Di luar itu, rupiah masih akan dipengaruhi beberapa sentimen eksternal lainnya. Misalnya, efek hasil data neraca perdagangan China yang kurang memuaskan. Memburuknya sejumlah data ekonomi China membuat pemerintah negara tersebut memangkas target pertumbuhan ekonominya di tahun ini.
Dari dalam negeri, para pelaku pasar sudah mulai menanti hasil data neraca dagang Indonesia di bulan Februari yang dirilis tengah pekan nanti.
Menurut Deddy, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 14.270—Rp 14.380 per dollar AS pada esok hari.
Sebagai informasi, kurs rupiah di pasar spot melemah 1,21% ke level Rp 14.314 per dollar AS pada Jumat (8/3) lalu. Dalam sepekan terakhir, rupiah telah melemah 1,37% terhadap greenback.
Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia berada di level Rp 14.223 per dollar AS pada Jumat lalu. Angka ini melemah 0,66% dibandingkan sehari sebelumnya dan 0,79% sepanjang pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News