Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi penguatan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka pada perdagangan Senin (11/3). Hal ini didukung oleh perbaikan nilai cadangan devisa dan ekspektasi berkurangnya defisit neraca dagang Indonesia pada bulan Februari.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menyebut, meningkatnya cadangan devisa Indonesia menjadi US$ 123,27 miliar di Februari 2019 lalu memberi angin segar. Pasalnya, hasil tersebut menimbulkan optimisme bahwa nilai defisit neraca dagang Indonesia untuk bulan Februari yang dirilis tengah pekan nanti akan menurun.
“Efek rilisnya cadangan devisa mungkin baru terasa di hari Senin, karena sebelumnya rupiah masih sangat dipengaruhi sentimen eksternal,” kata dia.
Selain itu, sinyal penguatan rupiah hadir dari ekspektasi data penjualan ritel AS yang diperkirakan melemah ketika dirilis besok waktu setempat.
Agenda pidato Jerome Powell selaku Ketua The Federal Reserves pada esok hari diyakini tidak berpengaruh signifikan terhadap rupiah. “The Fed terlihat belum akan mengubah sikap dovish-nya sekalipun data tenaga kerja AS positif,” ujar Mikail.
Perlu diketahui, kecuali data non-farm payroll, mayoritas data tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan hasil positif. Misalnya, data tingkat pengangguran AS yang turun menjadi 3,8% di Februari lalu.
Dengan demikian, Mikail memprediksi, rupiah bisa bergerak di rentang Rp 14.200—Rp 14.300 per dollar AS pada perdagangan Senin (11/3).
Sebagai informasi, kurs rupiah di pasar spot melemah 1,21% ke level Rp 14.314 per dollar AS pada Jumat (8/3) lalu. Dalam sepekan terakhir, rupiah telah melemah 1,37% terhadap greenback.
Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia berada di level Rp 14.223 per dollar AS pada Jumat lalu. Angka ini melemah 0,66% dibandingkan sehari sebelumnya dan 0,79% sepanjang pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News