kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah di pasar spot belum mampu bangkit


Jumat, 19 Juli 2013 / 10:38 WIB
Rupiah di pasar spot belum mampu bangkit
ILUSTRASI. Alexander Lukashenko mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden Belarusia saat upacara pengambilan sumpah di Minsk, Belarus, Rabu (23/9/2020).


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rupiah belum mampu bangkit pada transaksi akhir pekan ini (19/7). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.19 WIB, rupiah di pasar spot melemah 0,1% menjadi 10.069 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak September 2009 lalu. Dengan demikian, sudah 11 hari lamanya rupiah mencatatkan pelemahan.

Meski demikian, posisi rupiah di pasar spot itu masih 3,5% lebih kuat ketimbang harga kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) yang saat ini diperdagangkan di posisi 10.418 per dollar AS.

Mata uang Garuda keok ke atas level 10.000 pekan ini dan sempat bertengger di posisi terlemahnya dalam empat tahun terakhir. Pelemahan rupiah disinyalir berkaitan dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang akan melakukan depresiasi bertahap atas rupiah.

BI melalui Deputi Gubernur Perry Warjiyo pada 11 Juli lalu bilang bahwa pemerintah sudah menyuplai dollar ke pasar finansial dalam dua hingga tiga bulan belakangan dan membiarkan rupiah untuk melemah secara perlahan.

"Kami memprediksi, tekanan terhadap rupiah di pasar spot akan terus berlangsung. BI membiarkan pelemahan rupiah karena cadangan devisa yang menipis membuat mereka tidak nyaman. Sehingga, hal ini mengerek tingkat permintaan dollar AS," jelas Thio Chin Loo, senior currency analyst BNP Paribas SA di Singapura.

Catatan saja, pada Juni, cadangan devisa asing Indonesia menurun menjadi US$ 7,1 miliar. Ini merupakan penurunan terbesar sejak September 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×