Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah dan tourney level IHSG selama beberapa pekan diharap menjadi sinyal bagi pemerintah ambil tindakan. Kondisi pelemahan mata uang beberapa negara asing dan kuatnya dollar, harus menjadi perhatian pemerintah.
“Kejatuhan indeks hari ini dimanfaatkan sentimen negatif dari depresiasi mata uang negara yang yang bermitra bisnis dengan Amerika Serikat. Sehingga investor negara tersebut lebih memilih investasi dollar AS. Kuatnya dollar AS mempengaruhi fundamental rupiah yang sebelumnya berada di level Rp 14.400/dollar AS. Wajar saja pelaku pasar merespon negatif akibat dari kejatuhan rupiah level terendah Rp 14.920/dollar AS,” beber Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia.
Bertoni berharap pemerintah bisa mengambil solusi terbaik untuk antisipasi anjloknya rupiah. “Selama pemerintah menjaga daya beli masyarakat tumbuh, meningkatkan belanja negara, mengawasi inflasi rendah dibanding tingkat suku bunga, rajin menerbitkan SUN dan obligasi, serta mempermudah birokrasi ekspor tambang bisa menahan sentimen negatif,” ungkap Bertoni kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9).
Kuatnya kurs dollar, diyakini Bertoni bisa diatasi selama Bank Indonesia tetap melakukan intervensi rupiah guna menjaga rupiah agar tidak jauh terdepresiasi.
Tak hanya itu, keluar masuknya mata uang asing juga harus dibatasi. “Pemerintah juga bisa menerbitkan utang berupa rupiah, meningkatkan pendapatan ekspor dan efisiensi pengeluaran negara di organisasi pemerintah,” tandasnya.
Sebaliknya, Bertoni melihat jika dollar AS masih terus menguat dan rupiah masih tetap lemah, otomatis IHSG akan mengalami penurunan di level rendah 5.500. Situasi seperti ini bisa berlanjut tahun depan selama ada kebijakan Presiden Trump yang melakukan penurunan pajak untuk emiten Amerika dan meluasnya perang dagang. Dan The Fed rate berpeluang naik dengan target 3,25%.
Bertoni berpendapat sinyal positif diharapkan datang dari kebijakan Presiden Trump dengan menunda kenaikan tarif impor barang ke semua negara mitra dagang, The Fed rate diturunkan atau menunda kenaikan seiring anjloknya pertumbuhan ekonomi mitra dagang.
“Jika rupiah kembali menguat, berlakunya buyback emiten, peringkat utang negara Indonesia dinaikkan kembali, maka IHSG kembali pulih,” ujar Bertoni Rio.
Tahun ini Bertoni memperkirakan IHSG berada di level 6.300 dan tahun depan 6.350.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News