kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.399   -12,00   -0,07%
  • IDX 6.458   -57,86   -0,89%
  • KOMPAS100 926   -0,26   -0,03%
  • LQ45 726   -0,96   -0,13%
  • ISSI 202   -1,52   -0,75%
  • IDX30 378   -0,97   -0,26%
  • IDXHIDIV20 452   -2,46   -0,54%
  • IDX80 106   0,09   0,09%
  • IDXV30 109   0,44   0,40%
  • IDXQ30 124   -0,21   -0,17%

Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas pada Senin (17/3), Cermati Sentimen Penggeraknya


Senin, 17 Maret 2025 / 05:17 WIB
Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas pada Senin (17/3), Cermati Sentimen Penggeraknya
ILUSTRASI. Rupiah berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Senin (17/3). Investor menanti keputusan arah baru suku bunga.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Senin (17/3). Investor menantikan arah baru suku bunga di tengah memburuknya ekonomi domestik.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan, rupiah kemungkinan menguat terbatas di perdagangan Senin (17/3). Pergerakan rupiah sejalan dengan investor menantikan data ekonomi domestik seperti neraca perdagangan ekspor/impor yang dirilis Senin (17/3). 

Bank Indonesia (BI) juga akan mengumumkan keputusan terkait BI-rate yang dijadwalkan bertemu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Maret 2025. 

Dari eksternal, data penjualan ritel AS dan FOMC the Fed bakal menjadi perhatian.

Baca Juga: Rupiah Berpeluang Melemah pada Pekan Depan, Simak Sentimen Penggeraknya

Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga, walau masih ada ekspektasi pemangkasan karena harga telah mengalami deflasi. Namun BI akan memberikan pernyataan dukungan pada stabilitas rupiah dan akan terus mengintervensi.

Lukman berpendapat bahwa rupiah kemungkinan masih sulit menguat di tengah berbagai sentimen negatif dari domestik masih membebani. Di lain sisi, FOMC the Fed pekan depan mungkin bisa mendukung rupiah karena bank sentral AS itu berpeluang dovish.

Data-data ekonomi yang terus melemah seperti deflasi dan penjualan ritel telah mencerminkan daya beli masyarakat yang lesu. Revisi ke bawah pasar saham dan obligasi Indonesia oleh MSCI dan Goldman Sachs turut menjadi berita negatif.

"Rupiah akan konsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (14/3).

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan, rupiah mungkin bakal melemah di perdagangan awal pekan, Senin (17/3). Rupiah tertekan sentimen perang dagang global dan memburuknya ekonomi RI.

Teranyar, Uni Eropa berencana mengenakan tarif 50% pada wiski Amerika yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 April, sebagi balasan terhadap tarif 25% dari AS pada baja dan aluminium impor. Selain itu, Trump akan memberlakukan tarif timbal balik di seluruh dunia pada tanggal 2 April, yang dapat semakin memperburuk suasana hati investor.

Potret suram perekonomian domestik juga memantik banyak respon dari institusi keuangan asing yang mengelola dana global. Salah satu bank terbesar di Singapura, OCBC, memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I-2025 hanya akan tumbuh 4,8%.

Baca Juga: Rupiah Terkoreksi di Pekan Ini, Simak Sentimen yang Mendorongnya

"Berbagai data baru yang dirilis kian menegaskan tantangan kelesuan ekonomi domestik sebaiknya tidak diremehkan," jelas Ibrahim dalam risetnya, Jumat (14/3).

Menurut Ibrahim, rupiah kemungkinan bakal fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp 16.340 - Rp 16.400 per dolar AS di Senin (17/3). 

Sedangkan, Lukman memproyeksi rupiah bakal menguat terbatas di rentang Rp 16.300 - Rp 16.400 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/3), Rupiah spot ditutup menguat 0,47% dari posisi Kamis (13/3) yang ada di Rp 16.428 per dolar AS. Sedangkan, Rupiah Jisdor BI menguat sebesar 0,24% dari level Rp 16.428 per dolar AS.

Selanjutnya: ST014 Laris Manis: Penjualan Sudah Capai Rp 7,55 Triliun, Kuota Bisa Bertambah

Menarik Dibaca: 20 Ucapan Dirgahayu PPNI ke-51 Tahun, Bisa Dipakai Hari Ini (17/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×