kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.054   70,31   1,01%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,18   1,49%
  • ISSI 214   1,21   0,57%
  • IDX30 423   6,92   1,66%
  • IDXHIDIV20 509   7,37   1,47%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   1,97   1,42%

Rupiah Berpotensi Melemah di Perdagangan Terakhir 2022


Kamis, 29 Desember 2022 / 20:15 WIB
Rupiah Berpotensi Melemah di Perdagangan Terakhir 2022
ILUSTRASI. Mata uang rupiah berhasil ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang rupiah berhasil ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis (29/12). Rupiah spot ditutup menguat 0,39% ke Rp 15.658 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah disebabkan oleh pelemahan dolar AS setelah naiknya imbal hasil Treasury AS jangka panjang. Meski demikian, investor tetap gelisah menjelang akhir tahun karena optimisme atas pembukaan kembali lockdown Covid-19 China telah gagal.

Selain itu, ketidakpastian atas prospek ekonomi global yang diiringi dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resesi di AS. Imbal hasil Treasury dua tahun yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga malah tergelincir semalam.

Ibrahim bilang, dunia masih terpuruk akibat jatuhnya perekonomian global, termasuk Indonesia. Sejauh ini, perekonomian Indonesia masih baik-baik saja salah satunya berkat langkah dan strategi yang gencar diterapkan pemerintah seperti menaikkan BI7DRR.

Baca Juga: Melemah Lebih dari 9% Sepanjang 2022, Analis Sebut Kurs Rupiah Tergolong Undervalue

Pemerintah telah menjaga permintaan domestik tetap kuat, keyakinan pelaku ekonomi semakin terjaga, begitupun dengan tingginya daya beli masyarakat. Bank Indonesia (BI) juga terus melakukan intervensi secara berkala di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF yang akhirnya membawa berkah tersendiri bagi mata uang garuda, walaupun devisa negara sedikit menyusut.

"Seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia diyakini bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023 mendatang, walaupun pergerakannya melambat," tulis Ibrahim dalam rilis harian, Kamis (29/12).

Menurut Ibrahim, ada pula berkah bagi perekonomian Indonesia atas perlambatan ekonomi global. Misalnya dampak perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan kurangnya pasokan energi di banyak negara. Indonesia bisa masuk untuk mengalap berkah tersebut. Pasalnya, kondisi energi dalam negeri ditopang lebih dari 50% dari batubara dan pertumbuhannya masih sangat positif. 

Baca Juga: Simak Prediksi Rupiah di Perdagangan Terakhir Tahun Ini, Jumat (30/12)

Indonesia juga punya cadangan batubara sebesar 37 miliar ton, terbesar nomor 7 dunia. Dari sisi ekspor pun telah didorong oleh adanya ekspor CPO, batubara, besi, dan baja. Dalam skala nasional, spasial ekspor ditopang dengan baik oleh sejumlah wilayah.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tapi ditutup melemah di rentang Rp 15.630 per dolar AS-Rp 15.730 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×