kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45874,39   11,11   1.29%
  • EMAS1.350.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Berpotensi Kembali Melemah pada Jumat (21/6), Simak Sentimennya


Jumat, 21 Juni 2024 / 05:45 WIB
 Rupiah Berpotensi Kembali Melemah pada Jumat (21/6), Simak Sentimennya
ILUSTRASI. Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat (21/6). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/06/2024


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada perdagangan Kamis (20/6). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot terkoreksi 0,40% ke posisi Rp 16.430 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,32% ke level Rp 16.429 per dolar AS, pada Kamis (20/6). 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini rupiah sudah menembus level Rp 16.430 per dolar AS. Adapun kebijakan makroprudential dan sistem pembayaran tetap pro growth dukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. 

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Tertekan Lagi pada Jumat (21/6)

Ibrahim menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terjadi sesaat setelah BI kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024. Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%. 

Untuk diketahui, keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025.  

"Kebijakan ini, akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing," kata Ibrahim, dalam riset hariannya, Kamis (20/6). 

Alasan mempertahankan suku bunga, Ibrahim bilang, karena BI memperkirakan ekonomi global tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yakni mencapai 3,2% pada 2024, angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan awal terutama dengan lebih baiknya pertumbuhan ekonomi di India dan China. 

“Walaupun ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat,” imbuhnya. 

Di sisi lain, Ibrahim menuturkan bahwa para pedagang menunggu lebih banyak petunjuk kebijakan AS. Sementara itu, Bank of England (BoE) akan melakukan pertemuan, di mana suku bunga diperkirakan tidak berubah. 

Baca Juga: Rupiah Naik Turun, Imbas Gosip Prabowo Naikkan Rasio Utang ke 50% dari PDB

Selain BoE, investor juga akan mengamati keputusan bank sentral Swiss dan Norwegia untuk menentukan prospek suku bunga global.  

Dia menyebutkan, data pada hari Rabu (19/6) menunjukkan inflasi Inggris kembali ke target 2% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada bulan Mei, namun tekanan harga yang kuat mengesampingkan penurunan suku bunga menjelang pemilu bulan depan.  

Dengan faktor-faktor tersebut, Ibrahim pun memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 16.420 - Rp 16.500 per dolar AS, pada perdagangan Jumat (21/6). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×