kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Berpeluang Menguat terbatas Pada Jumat (31/5), Simak Sentimen Pendorongnya


Jumat, 31 Mei 2024 / 07:00 WIB
Rupiah Berpeluang Menguat terbatas Pada Jumat (31/5), Simak Sentimen Pendorongnya
ILUSTRASI. Untuk Jumat (31/5) rupiah berpotensi menguat terbatas. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih melemah hingga perdagangan Kamis (30/5). Di pasar spot, rupiah melemah 0,65% ke Rp 16.265 per dolar Amerika Serikat (AS) dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,57% ke Rp 16.253 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, untuk Jumat (31/5) rupiah berpotensi menguat terbatas. Ini seiring dengan potensi revisi ke bawah dari data PDB AS dan kenaikan data Jobless Claims AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menambahkan, data PCE AS juga akan mempengaruhi gerak rupiah. 

"Pasar berekspektasi core PCE secara bulanan naik 0,3% dan secara tahunan tetap di 2,7%," sebutnya.

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,55% ke Rp 16.250 Per Dolar AS Pada Kamis (30/5) Siang

Dus, rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 16.200 - Rp 16.300 per dolar AS pada Jumat (31/5). 

Sementara Josua memproyeksikan rupiah pada rentang Rp 16.175 - Rp 16.300 per dolar AS.

Asal tahu saja, rupiah terus melemah dalam beberapa hari terakhir. Josua bilang, depresiasi rupiah dipengaruhi oleh rilis laporan dari Beige Book the Fed yang mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS masih relatif ketat di sebagian besar daerah di AS.

Rupiah juga terdepresiasi akibat dampak dari data manufaktur AS yang cenderung masih solid, dan merefleksikan resiliensi perekonomian AS. 

"Beige Book dan data manufaktur tersebut mendorong ekspektasi higher-for-longer, meskipun sejauh ini investor masih memperkirakan penurunan 25bps dari the Fed di tahun 2024," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (30/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×