Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah semakin tangguh dan mampu menembus level Rp 15.550 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (19/8). Penguatan rupiah diperkirakan masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (20/8).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, penguatan rupiah hari ini sejalan dengan sentimen risk-on yang cenderung mendominasi pasar keuangan Asia. Kondisi ini sejalan dengan optimisme di kawasan Asia akibat menguatnya indikator-indikator ekonomi negara-negara Asia, seperti di Jepang, Filipina, dan Thailand.
Sentimen risk on ini sebelumnya juga sudah menguat pada awal sesi akibat melemahnya data indikator properti di Amerika Serikat (AS). Sehingga meningkatkan kemungkinan pemotongan suku bunga yang agresif dari bank sentral Amerika (the Fed).
Baca Juga: Ditutup Menguat Kemarin (19/8), Besok Rupiah Diprediksi Bergerak Terbatas
“Beberapa mata uang Asia bahkan mampu menguat lebih dari 1%. Rupiah sendiri menguat sekitar 0,88% ke level 15.553 per dolar AS atau terkuat sejak Maret 2023,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).
Josua melihat rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya, meskipun lebih terbatas.
Menurutnya, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.475 – Rp 15.600 per dolar AS di perdagangan Selasa (20/8).
Sementara itu, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengamati, rupiah menguat seiring penurunan dolar AS. Indeks dolar AS jatuh ke angka 102 pada hari Senin (19/8), level terlemah hampir delapan bulan.
Dolar AS terbebani oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (the Fed) harus segera menurunkan biaya pinjaman untuk mencegah perlambatan ekonomi.
Sebelumnya pada hari Jumat (16/8), Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee mengatakan bahwa pasar tenaga kerja AS dan beberapa indikator ekonomi utama menunjukkan tanda-tanda peringatan, menyusul meningkatnya tingkat tunggakan kartu kredit.
Selain itu, angka pembangunan perumahan AS yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Juli juga menambah sentimen bearish untuk the Greenback. Akibatnya, pasar melihat peluang 100% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada bulan September, dengan potensi pengurangan 50 bps yang lebih besar masih mungkin terjadi.
“Penguatan rupiah sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan kinerja indeks dolar,” jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).
Sutopo melihat, investor sekarang menantikan pidato Gubernur Fed Jerome Powell di Jackson Hole, Wyoming dan risalah FOMC terbaru akhir minggu ini untuk panduan lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter The Fed.
Dari domestik, pasar menunggu laporan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada tanggal 21 Agustus mendatang.
Baca Juga: IHSG dan Rupiah Menguat, Intip Arah Investasi Investor Asing di Bursa
Hanya saja, Sutopo melihat kemungkinan rupiah pada Selasa (20/8) akan bergerak datar karena tidak ada katalis penting yang dapat memengaruhi, baik dari luar atau dalam negeri.
Sutopo memperkirakan, rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp 15.500 – Rp 15.600 per dolar AS di perdagangan Selasa (20/8).
Asal tahu saja, pada Senin (19/8), rupiah spot berada di level Rp 15.550 per dolar AS atau menguat sekitar 0,91% dari posisi penutupan akhir pekan lalu. Sedangkan, rupiah di Jisdor Bank Indonesia menguat sekitar 0,79% ke level Rp 15.591 per dolar AS, Senin (19/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News